Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/01/2016, 09:21 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Jessica Kumala Wongso, saksi kasus kematian Wayan Mirna Salihin (27), merasa tersudutkan akan opini masyarakat mengenai keterkaitannya dalam kasus Mirna.

Pada Rabu (27/1/2016), Jessica mendatangi Komnas HAM bersama dengan kuasa hukumnya, Yudi Wibowo. (Baca: Komnas HAM Sarankan Jessica untuk Bersikap Tenang jika Tak Bersalah)

"Jessica ini kan depresi, makanya kami datang ke Komnas HAM," kata Yudi di Komnas HAM, Jakarta Pusat, Rabu.

Anggota Komnas HAM, Siane Indriani, mengatakan bahwa Jessica mengadu kepada Komnas HAM soal opini publik yang menyudutkan dirinya, seolah-olah Jessica adalah pelaku dalam kasus kematian Mirna.

Padahal, polisi belum menetapkan satu tersangka pun. "Jessica bersama kuasa hukum ngadu ke Komnas HAM, mengeluhkan situasi seolah-olah Jessica dianggap sebagai tersangka, diperlakukan sebagai tersangka," kata Siane.

Selain itu, menurut Siane, Jessica dan kuasa hukumnya menceritakan kepada Komnas HAM tentang kronologi minum kopi bersama Mirna dan latar belakang keduanya bertemu.

Keduanya juga menceritakan beberapa perlakuan anggota polisi yang membuat Jessica tidak nyaman. (Baca: Ke Komnas HAM, Jessica Mengadu Seolah-olah Jadi Tersangka Kasus Mirna)

"Ada hal-hal yang dialami membuat tidak nyaman. Pertama kali saat dia mau dipanggil polisi, dia dipanggil dengan cara kasar," kata Siane.

Perlakuan kasar polisi ini terjadi pada saat mendatangi Jessica untuk memeriksa gadis itu. Menurut Jessica, ketika itu polisi tersebut tidak memakai seragam dan membawa surat pemeriksaan.

Hal ini membuat Jessica ketakutan. "Sehingga tidak jelas dan dari mana tidak jelas, dan membuat dia ketakutan," kata Siane.

Bukan hanya itu, Jessica juga menyebut bahwa keluarganya dimaki-maki dengan kata-kata kasar saat ditelepon anggota polisi. (Baca: Jessica Depresi Merasa Disudutkan Terkait Pembunuhan Mirna)

Polisi membantah

Sementara itu, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Mohammad Iqbal menilai sah-sah saja jika Jessica melapor ke Komnas HAM.

"Sah-sah saja seorang warga negara menyampaikan bahwa ada perlakuan yang menurut dia tidak benar atau sesuai oleh polisi," kata Iqbal saat dihubungi Kompas.com.

Terkait laporan Jessica ini, Iqbal menyampaikan bahwa Polda Metro Jaya akan menyampaikan tanggapannya kepada Komnas HAM. (Baca: Disebut Perlakukan Jessica secara Kasar, Ini Tanggapan Polisi)

Jawaban yang akan disampaikan Polda kepada Komnas HAM itu termasuk mengenai laporan Jessica yang mengaku keluarganya dimaki-maki dengan kata-kata kasar oleh polisi.

"Siapa? Kalau ada ya laporkan, sebutkan namanya, orangnya, pangkatnya," kata Iqbal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com