Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Para Pengusaha Metromini Ribut Saat Rapat

Kompas.com - 02/02/2016, 13:44 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Rapat para pengusaha bus metromini di Kantor Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta, Selasa (2/2/2016), sempat diwarnai kericuhan.

Kericuhan melibatkan para pengusaha yang bernaung di bawah PT Metromini dengan yang tergabung di Forum Komunikasi Pemilik Metromini (FKPM).

Informasi yang dihimpun Kompas.com, kericuhan terjadi jelang rapat dimulai pada sekitar pukul 09.00.

Saat itu, para pengusaha dari FKPM keberatan dengan hadirnya jajaran pengusaha PT Metromini yang dipimpin Direktur Utamanya, Novrialdi.

"Eh, siapa yang ngundang lu," ujar salah seorang pengusaha dari FKPM seraya menunjuk ke pengusaha dari kubu Novrialdi.

Adu mulut sempat terjadi di antara mereka. Kabar tersebut dibenarkan oleh Kepala Dishubtrans Andri Yansyah.

Akibat kericuhan itu, rapat sempat tertunda selama beberapa menit. Andri pun harus turun tangan untuk menenangkan mereka.

"Sempat tunjuk-tunjukan. Begitu-begitu saja tuh mereka," ujar Andri.

Dalam rapat yang berlangsung sekitar dua jam itu, para pengusaha dari PT Metromini dan FKPM duduk secara berseberangan.

Kedua kubu sendiri sempat beberapa terlihat kali saling sindir. Salah satunya ialah saat Andri menyampaikan bahwa setiap pengusaha yang hendak meremajakan busnya melalui LKPP harus melalui rekomendasi dari pengurus yang sah.

Sontak, ucapan Andri membuat para pengusaha metromini dari FKPM tak terima.

"Wah, permainan ini pasti," ujar salah seorang dari mereka.

Tidak mau kalah, pengusaha dari kubu PT Metromini juga sempat melontarkan hal yang sama. Salah seorang anggotanya, Herlambang, menyebut terlalu banyak orang yang ingin menjadi pimpinan di Metromini.

Ucapannya itu pun menuai protes dari Ketua FKPM Rimhot Siagian.

"Pak Herlambang hati-hati kalau bicara. Jangan ngomong seperti itu," ujar Rimhot.

Sebagai informasi, saat ini kepengurusan PT Metromini yang dipimpin oleh Novrialdi tercatat sebagai kepengurusan yang sah sesuai surat keputusan (SK) yang dikeluarkan Kementerian Hukum dan HAM per Desember 2015.

Di sisi lain, FKPM adalah kepengurusan yang baru dibentuk pada 10 Januari 2016.

Mereka dulunya merupakan para pengusaha PT Metromini yang bernaung di bawah pimpinan TA Panjaitan. Rapat yang digelar membahas mengenai masa depan metromini di Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com