Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Reklamasi, KNTI Tuding Ahok Kerjai DPRD DKI

Kompas.com - 02/04/2016, 15:05 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) menuding Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok telah melakukan kesalahan dengan mengeluarkan izin reklamasi untuk sejumlah pulau buatan di Teluk Jakarta.

Bahkan, Ahok dituding melibatkan DPRD untuk "mengamankan" kesalahannya.

Hal ini disampaikan Ketua Dewan Pembina Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Rizal Damanik dalam konferensi pers di kantor Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Sabtu (2/4/2016).

Rizal mengatakan, cara Ahok melibatkan kesalahannya ke DPRD ialah dengan mengajak membahas Raperda Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K). Padahal, Ahok punya kesalahan karena mengeluarkan izin reklamasi terhadap pulau G, I, F, dan K, tetapi belum memiliki Perda Zonasi.

"Kesalahan itu digotong-royongkan dengan DPRD. Saya juga heran kenapa DPRD mau menampung kesalahan oleh Gubenurnya," kata Rizal di LBH Jakarta, Sabtu siang.

Pihaknya menilai, DPRD DKI juga salah kaprah dengan mau menerima membahas Raperda Zonasi tersebut. Sebab, ia menilai, seharusnya DPRD memantau pelanggaran Gubernur.

"Tugas DPRD melihat pelanggaran Gubernurnya. Apa pelanggarannya, (karena) dia telah mengeluarkan izin reklamasi. Kok malah pada akhirnya ingin melegalkan izin reklamasi," ujar Rizal.

Keinginan DPRD DKI membahas raperda itu tanpa menegur izin atau mencabut izin reklamasi yang dikeluarkan Ahok, menurut dia, bentuk pelanggaran cukup serius.

"Dalam hal ini kami sejak awal menduga praktik manipulasi ini tidak ada izinnya. Sekarang diungkap ke publik kegiatan reklamasi pelumasnya korupsi," ujarnya.

Ia merujuk kasus penangkapan Ketua Komisi D DPRD DKI Mohamad Sanusi pada operasi tangkap tangan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi. Ternyata, reklamasi di Teluk Jakarta terindikasi ada praktik korupsinya.

"Maka, kami berterima kasih ke KPK mengungkap isu strategis praktik korupsi di reklamasi," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com