Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudah Tertutupkah Pintu PDI-P untuk Ahok?

Kompas.com - 11/04/2016, 08:41 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - DPD PDI-P DKI Jakarta menggelar konsolidasi dan pemantapan pengurus PDI-P se-Jakarta Selatan di GOR Bulungan, Jakarta Selatan, Minggu (10/4/2016).

Sekitar seribuan kader PDI-P dari berbagai wilayah di Jakarta Selatan datang dalam acara yang dihadiri Ketua DPP Bidang Organisasi Djarot Saiful Hidayat, Ketua DPD PDI-P DKI Jakarta Bambang Dwi Hartono beserta sejumlah anggota Fraksi PDI-P di DPRD DKI Jakarta.

Pada kesempatan itu, Djarot sempat dielu-elukan para kader yang datang sebagai "gubernur". Hal itu terjadi saat pria yang kini menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta ini akan menyampaikan kata sambutannya.

Kepada para kader, Djarot sempat menanyakan statusnya di acara itu. "Saya di sini berbicara sebagai apa nih? Sebagai kader partai, sebagai wakil gubernur atau sebagai gubernur?" tanya Djarot.

"Calon gubernur, calon gubernur, sebagai calon gubernur!" teriak para kader PDI-P.

Beberapa orang lainnya bahkan menyebutnya sebagai gubernur. "Djarot gubernur, Djarot gubernur."

Dalam sambutannya, Djarot sempat menyebut arti penting Pemilihan Kepada Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017. Menurut dia, memenangi Pilkada DKI Jakarta merupakan garansi untuk memenangi pemilihan umum di tingkat nasional pada 2019.

Ia mencontohkan kemenangan pasangan Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama pada Pilkada DKI 2012. Saat itu, Jokowi-Basuki merupakan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur yang diusung PDI-P dan Gerindra.

"Kalau kita ingin menang 2014, kita harus menang terlebih dahulu di Pilkada DKI 2012. Alhmdulilah 2012 kita menang, dan alhamdulillah 2014 PDI-P jadi nomor satu di Jakarta dan Indonesia. Ini fakta sejarah," kata dia.

Djarot berharap semangat para kader saat memenangkan Jokowi-Basuki pada 2012 bisa diulangi lagi pada Pilkada 2017.

"Kita harus punya semangat yang sama bagaimana kita bisa mengkonsolidasi partai, memberikan penyadaran lahir dan batin untuk menghadapi pertarungan pada Pilkada 2017 dengan semangat gorong royong," kata Djarot.

Saat ini, PDI-P merupakan fraksi terbesar di DPRD DKI dengan 28 kursi. Mereka juga tercatat menjadi satu-satunya partai yang bisa mengusung pasangan calon gubernur dan wakil gubernur tanpa harus berkoalisi dengan partai lain.

Namun, di sini lain, hasil survei yang dilakukan beberapa lembaga kajian menyatakan elektabilitas gubernur petahana Basuki Tjajaja Purnama masih yang tertinggi dibanding tokoh-tokoh lainnya, tak terkecuali kader-kader PDI-P. Basuki atau Ahok bukan kader PDI-P.

Elektabilitas Tinggi Bukan Jaminan

PDI-P bukannya tak menyadari tingginya elektabilitas Ahok. Namun, bagi mereka, elektabilitas tinggi yang dimiliki seorang kepala daerah petahana bukan jaminan untuk memenangkan Pilkada.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

Megapolitan
Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Megapolitan
Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Megapolitan
Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com