Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PT KCJ: Belum Ada Penanganan Serius terhadap Pelaku Vandalisme

Kompas.com - 26/04/2016, 16:21 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pihak PT KRL Commuter Jabodetabek (KCJ) memandang, belum ada penindakan serius atas segala bentuk perusakan atau vandalisme terhadap segala hal yang berhubungan dengan kelancaran operasionalisasi kereta.

Hal itu dapat dilihat dari peristiwa yang baru saja terjadi, yaitu tawuran warga di antara Stasiun Cipinang dan Stasiun Klender, Senin (25/4/2016) petang. Tawuran warga kemarin sampai menutup rel kereta lintas Manggarai-Bekasi.

Akibatnya, penumpang kereta terpaksa menunggu di dalam kereta yang berhenti selama satu jam lebih. Kondisi di dalam kereta sangat padat dan penuh sesak, mengingat banyak yang baru pulang kerja.

Manajer Komunikasi PT KCJ Eva Chairunisa mengatakan, peristiwa tersebut bukanlah hal baru yang pernah dialami oleh mereka dan penumpang kereta.

Sudah sering terjadi, tawuran di pelintasan kereta ataupun tempat lain yang akhirnya mengganggu jalannya kereta.

"Tawuran begini kan berulang terjadinya. Memang perlu ada penindakan yang serius supaya ada efek jeranya. Selama ini, (penindakan vandalisme) belum maksimal, makanya ada lagi-ada lagi," kata Eva saat dihubungi Kompas.com, Selasa (26/4/2016).

Menurut Eva, lokasi tawuran warga rata-rata sudah dipetakan oleh pihaknya. Jika sekali waktu terjadi tawuran di suatu tempat yang bersinggungan dengan fasilitas PT KCJ, maka kemungkinan akan ada tawuran lagi di sana. (Baca: Tawuran di Rel Kereta Cipinang, Jalur KRL Manggarai-Bekasi Sempat Lumpuh)

Di sisi lain, Eva memahami bahwa pihaknya tidak bisa serta-merta menindak pelaku vandalisme. Penindakan pelaku vandalisme dianggap sepenuhnya sebagai wewenang kepolisian.

Eva mengaku tidak tahu persis bagaimana mekanisme pihak kepolisian untuk mencegah ataupun menangani tawuran. Namun, dia menilai, jika tawuran serupa terus terjadi, berarti sanksi yang diberikan masih kurang dan tidak memberikan efek jera.

Dia berharap, pihak kepolisian bisa lebih mengefektifkan perannya di tengah-tengah masyarakat. Jika potensi tawuran warga dapat diredam, maka satu dari sekian masalah yang ada pada operasionalisasi kereta bisa diatasi. (Baca: Cerita Penumpang KRL yang Perjalanannya Terganggu karena Tawuran)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pendisiplinan Tanpa Kekerasan di STIP Jakarta Utara, Mungkinkah?

Pendisiplinan Tanpa Kekerasan di STIP Jakarta Utara, Mungkinkah?

Megapolitan
STIP Didorong Ikut Bongkar Kasus Junior Tewas di Tangan Senior

STIP Didorong Ikut Bongkar Kasus Junior Tewas di Tangan Senior

Megapolitan
Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir di Minimarket dan Simalakama Jukir yang Beroperasi

Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir di Minimarket dan Simalakama Jukir yang Beroperasi

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Kuasa Hukum Berharap Ada Tersangka Baru Usai Pra-rekonstruksi

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Kuasa Hukum Berharap Ada Tersangka Baru Usai Pra-rekonstruksi

Megapolitan
Cerita Farhan Kena Sabetan Usai Lerai Keributan Mahasiswa Vs Warga di Tangsel

Cerita Farhan Kena Sabetan Usai Lerai Keributan Mahasiswa Vs Warga di Tangsel

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 7 Mei 2024 dan Besok: Nanti Malam Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 7 Mei 2024 dan Besok: Nanti Malam Hujan Ringan

Megapolitan
Provokator Gunakan Petasan untuk Dorong Warga Tawuran di Pasar Deprok

Provokator Gunakan Petasan untuk Dorong Warga Tawuran di Pasar Deprok

Megapolitan
Tawuran Kerap Pecah di Pasar Deprok, Polisi Sebut Ulah Provokator

Tawuran Kerap Pecah di Pasar Deprok, Polisi Sebut Ulah Provokator

Megapolitan
Tawuran di Pasar Deprok Pakai Petasan, Warga: Itu Habis Jutaan Rupiah

Tawuran di Pasar Deprok Pakai Petasan, Warga: Itu Habis Jutaan Rupiah

Megapolitan
Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Megapolitan
Kemiskinan dan Beban Generasi 'Sandwich' di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Kemiskinan dan Beban Generasi "Sandwich" di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Megapolitan
Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon 'Debt Collector'

Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon "Debt Collector"

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

Megapolitan
Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Megapolitan
Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com