Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemprov DKI Rencanakan Penataan Pasar Ikan

Kompas.com - 30/04/2016, 19:57 WIB

JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah Provinsi DKI Jakarta masih merencanakan penataan kawasan Pasar Ikan dan Luar Batang dengan melibatkan seluruh instansi terkait. Penataan kawasan akan dilakukan menyeluruh, mulai dari Museum Bahari, kawasan perdagangan, hingga Masjid Luar Batang.

Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta Saefullah, Jumat (29/4), menjelaskan, koordinasi dilakukan untuk menyusun langkah-langkah penataan setelah penggusuran.

Kemarin, Pemprov menggelar rapat koordinasi dengan sejumlah dinas terkait di antaranya Dinas Pariwisata, Dinas Perumahan, Dinas Kelautan, Peternakan, dan Ketahanan Pangan, Dinas Pendidikan, dan Dinas Tata Air.

"Setiap dinas terkait diminta untuk melakukan penganggaran dan perencanaan di kawasan itu," ujar Saefullah.

Konsepnya, menurut Saefullah, penataan tidak akan merobohkan masjid karena bangunan tersebut adalah bangunan cagar budaya.

Untuk kanal, ujar Saefullah, perlu segera dibuat sheet pile. Pembangunan sheet pile tengah dalam proses lelang.

Terkait penyediaan rumah susun bagi warga yang tergusur, Saefullah menambahkan, ada lahan kosong seluas 7.000 meter persegi di sekitar Luar Batang yang bisa digunakan untuk rumah susun. Pemprov DKI tengah menggodok rencana penggunaan lahan ini.

"Sekitar 4.000 meter persegi di antaranya sudah dibeli dinas," ujarnya.

Saefullah mengatakan, penataan diperkirakan akan terus berlangsung dan belum bisa tuntas tahun ini.

Sebelumnya, Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Oswar Mungkasa Muadzin mengatakan, belum ada rencana induk untuk penataan kawasan Luar Batang dan Pasar Ikan. Rencana induk yang dimaksud berisi perencanaan detail tentang kawasan itu.

Di lapangan, ratusan pengungsi tetap bertahan, baik di tenda pengungsian maupun di tempat lain. Mereka menunggu tuntutan dipenuhi pemerintah.

Dari data warga, terdapat sekitar 400 keluarga yang bertahan di pengungsian. Sebagian tenda berada di bekas bangunan, sebagian besar lagi berada di aula Masjid Luar Batang. Beberapa keluarga memilih mengontrak dan setiap hari datang ke pengungsian.

Di Pasar Ikan, patok-patok warga terlihat kembali. Potongan bambu, kayu terlihat menjulang dan di ujungnya dipasangi kain atau baju sebagai penanda.

"Kami pokoknya tidak ingin pergi dari tempat ini. Pemerintah harus bangun kembali rumah kami atau memberikan kompensasi yang setimpal," kata Marlina (38), warga terdampak.

Penertiban di Pasar Ikan menyisakan banyak masalah, dimulai dengan tidak konsistennya Pemprov DKI dalam memberikan informasi. Surat pemberitahuan diberikan terburu-buru diikuti perubahan waktu beberapa kali.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com