Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Butuh 3 Tahun Bersihkan Anak Sungai Ciliwung di Glodok, Apa Kendalanya?

Kompas.com - 17/05/2016, 21:30 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Jernihnya aliran anak Sungai Ciliwung di belakang Gedung Lindeteves Trade Center (LTC), Glodok, bukan terjadi begitu saja.

Menurut Asisten Koordinator UPK Badan Air Kecamatan Taman Sari Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta, Nur Hidayat, diperlukan waktu 3-4 tahun untuk menjadikan anak Sungai Ciliwung tersebut jernih seperti sekarang ini.

(Baca: Sungai Jakarta Bersih Bukan Hasil "Simsalabim")

Ia juga menyampaikan, salah satu kendala dalam membersihkan sungai tersebut adalah banyaknya sampah yang menumpuk di dasar sungai.

Kendala lainnya adalah minimnya peralatan kebersihan sehingga pembersihan sungai memerlukan waktu panjang.

Saat ini, kata Hidayat, beberapa peralatan kebersihan, seperti saringan dan perahu apung untuk mengangkut sampah, dalam kondisi rusak.

Petugas bahkan tampak menggunakan saringan yang terbuat dari rangka kipas angin untuk menjaring sampah yang hanyut di sungai.

"Kami sudah ajukan untuk penyediaan alat-alat, tetapi karena mungkin prosesnya lama di pemerintahan, ya kami tunggu saja," ujar Hidayat, Selasa (17/5/2016).

Bersama 130 petugas UPK Badan Air, Hidayat setiap hari membersihkan sampah yang menumpuk di dasar sungai.

Dengan perlengkapan seadanya, seperti cangkul, saringan, hingga perahu apung, para petugas bahu-membahu membuat kebersihan anak Sungai Ciliwung bisa dinikmati warga.

Dalam sehari, kata dia, ada 7-8 petugas yang dikerahkan untuk membersihkan sampah dari hulu sungai.

(Baca: Warga Terkejut Kondisi Sungai di Belakang LTC Glodok Semakin Jernih)

Hidayat menyebut, setiap harinya, para pertugas mulai bekerja dari pukul 08.00 WIB hingga 16.00 WIB.

Sebelum air sungai sejernih sekarang, kata dia, kondisi anak sungai itu sangat kotor, bewarna hitam, bahkan mengeluarkan bau yang tidak sedap.

Sampah-sampah, seperti kasur, plastik, hingga peralatan elektronik, pernah ditemukan di bantaran sungai tersebut.

Hidayat pun memuji kerja petugas UPK yang setiap hari membersihkan sampah.

"Pertama, kami sisir dulu sampah, lalu merapikan pinggiran bantaran secara manual. Setiap hari dikerjakan," ujar Hidayat.

Saat ini, kondisi anak Sungai Ciliwung tersebut jauh dari kesan kotor. Puluhan anak bahkan menjadikan sungai itu seperti kolam renang pribadi mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com