Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bocah 5 Tahun Mengaku Dicabuli Dua Remaja, Laporan ke Polisi Tak Ada Tindakan

Kompas.com - 03/06/2016, 16:03 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — AMP, bocah berusia lima tahun, menjalani hari-harinya dengan menyimpan trauma mendalam. Anak perempuan yang tinggal di Cibubur, Ciracas, Jakarta Timur, itu diduga dicabuli oleh dua remaja belasan tahun yang merupakan tetangganya.

Ibunda AMP, Pj (36), mengatakan, terungkapnya kejadian itu ialah saat AMP mengeluhkan sakit di bagian alat vitalnya pada saat buang air kecil di kamar mandi. Keluhan itu disampaikan AMP kepada neneknya, Hu (55).

Hu, kata Pj, terkejut saat melihat adanya luka di bagian alat vital cucunya. Dari pengakuan AMP, dia mengaku mendapat perlakuan tidak senonoh dua remaja berinisial F dan I pada18 April 2016 silam.

Keluarga sudah mencoba menemui F (16) dan I (12). Namun, kedua remaja itu tidak mengaku.

"Sudah ditanya dan dijelasin panjang lebar, tetapi mereka enggak mengaku," kata Pj di rumahnya di Ciracas, Jakarta Timur, Jumat (3/6/2016).

Pj sempat menyatakan akan melaporkan perbuatan kedua remaja itu ke kepolisian. Namun, keduanya masih tetap tak mau mengaku.

Pihaknya langsung melaporkan kejadian itu ke Polsek Ciracas pada tanggal 20 April 2016 lalu. Namun, dari laporannya di Polsek Ciracas, hingga kini belum juga ditangani.

"Saya benar-benar berharap pelakunya dapat segera diproses dan ditangkap," ujar Pj.

Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait mengunjungi ibu korban. Arist menilai, sudah sebulan berlalu, polisi bertindak lambat karena sampai saat ini belum ada pelaku yang ditahan.

"Jadi, kami ke sini untuk membantu keluarga karena laporan April, terlampau lama dan karena kejahatan seksual kategori luar biasa. Komnas Anak melihat ini lamban. Perlu ditindaklanjuti terduga pelakunya dengan cepat," ujar Arist.

Arist menyatakan, AMP mengalami trauma akibat pencabulan itu. Korban juga mengalami perubahan emosional.

Rencananya, Arist mau membawa AMP ke Rumah Aman Komnas PA agar mendapat trauma healing.

Kompas TV Arist Merdeka Sirait Menolak Pencabutan Mandat
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sudirman Said Sebut Perencanaan Batavia 'Contekan' untuk Bangun Jakarta

Sudirman Said Sebut Perencanaan Batavia 'Contekan' untuk Bangun Jakarta

Megapolitan
Sejumlah Titik dan Gedung di Jakarta Padamkan Lampu Malam Ini, Cek Lokasinya

Sejumlah Titik dan Gedung di Jakarta Padamkan Lampu Malam Ini, Cek Lokasinya

Megapolitan
Mobil Tertimpa Pohon Saat Melintas, Sopir dan Penumpang Syok

Mobil Tertimpa Pohon Saat Melintas, Sopir dan Penumpang Syok

Megapolitan
Pohon 15 Meter di Kuningan Mendadak Tumbang, Timpa Mobil yang Melintas

Pohon 15 Meter di Kuningan Mendadak Tumbang, Timpa Mobil yang Melintas

Megapolitan
Ulah Rombongan Tiga Mobil di Depok, Tak Bayar Makan yang Dipesan gara-gara Miskomunikasi

Ulah Rombongan Tiga Mobil di Depok, Tak Bayar Makan yang Dipesan gara-gara Miskomunikasi

Megapolitan
Cerita Karyawan Warteg yang Kebakaran di Duren Tiga: Sempat Mati Listrik 2 Kali sebelum Api Membesar

Cerita Karyawan Warteg yang Kebakaran di Duren Tiga: Sempat Mati Listrik 2 Kali sebelum Api Membesar

Megapolitan
Komentar Sejarawan usai Lihat Cagar Budaya Gudang Timur Kasteel Batavia...

Komentar Sejarawan usai Lihat Cagar Budaya Gudang Timur Kasteel Batavia...

Megapolitan
Cagar Budaya Gudang Timur Kasteel Batavia Memprihatinkan, Sejarawan Nilai Pemerintah Pilih Kasih

Cagar Budaya Gudang Timur Kasteel Batavia Memprihatinkan, Sejarawan Nilai Pemerintah Pilih Kasih

Megapolitan
Gudang Timur Kasteel Batavia di Kota Tua, Cagar Budaya tapi Kondisinya Tak Terawat

Gudang Timur Kasteel Batavia di Kota Tua, Cagar Budaya tapi Kondisinya Tak Terawat

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Akibat Tabrak Separator Busway di Kebon Jeruk

Pengendara Motor Tewas Akibat Tabrak Separator Busway di Kebon Jeruk

Megapolitan
Ahmed Zaki Sebut Ridwan Kamil Masih Dipertimbangkan Maju di Jawa Barat

Ahmed Zaki Sebut Ridwan Kamil Masih Dipertimbangkan Maju di Jawa Barat

Megapolitan
Polisi Sebut Penipu Modus “Like-Subscribe” di Youtube Tak Gunakan Data Korban untuk Buka Rekening

Polisi Sebut Penipu Modus “Like-Subscribe” di Youtube Tak Gunakan Data Korban untuk Buka Rekening

Megapolitan
Kasus Penculikan Balita 4 Tahun di Johar Baru Selesai Secara Kekeluargaan

Kasus Penculikan Balita 4 Tahun di Johar Baru Selesai Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Berpotensi Lawan Anies di Pilkada Jakarta, Sudirman Said: Bukan Hal Luar Biasa

Berpotensi Lawan Anies di Pilkada Jakarta, Sudirman Said: Bukan Hal Luar Biasa

Megapolitan
Singgung Kejatuhan VOC karena Korupsi, Sudirman Said: Sejarah Ternyata Berulang

Singgung Kejatuhan VOC karena Korupsi, Sudirman Said: Sejarah Ternyata Berulang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com