Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saksi Kasus EF Buat Surat Bermaterai Mengaku Diancam RA untuk Berbohong

Kompas.com - 09/06/2016, 16:19 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyidik dari Subdit Resmob Dit Reskrimum Polda Metro Jaya merasa tidak perlu untuk menyelidiki nama Dimas yang sempat disebutkan oleh Rahmat Arifin (24), salah satu tersangka pembunuh EF (19).

Arif sempat menyebut nama Dimas sebagai pelaku pembunuhan terhadap EF dalam persidangan. Saat itu Rahmat menjadi salah satu saksi mahkota dalam persidangan RA (16).

"Enggak perlu diselidiki (Dimas), kita jangan ikut permainan mereka (kuasa hukum) dong," ujar Kasubdit Resmob Dit Reskrimum Polda Metro Jaya, AKBP Budi Hermanto, Kamis (9/6/2016).

Budi menjelaskan penyidik sempat bertanya kepada Arif mengenai pernyataan dia yang berubah-ubah dalam persidangan. Menurut Budi, Arif telah mengaku menyesal telah berbohong saat di persidangan.

"Dia menjelaskan kepada penyidik bahwa dia menyesal telah berbohong waktu di sidang, Kenapa? Karena disuruh si RA. Karena RA berupaya lolos dari jerat hukum, RA mempengaruhi Arif untuk berbohong," ucapnya. (Baca: Keterangan Satu Saksi Mahkota di Sidang Siswa SMP Pembunuh EF Berubah-ubah)

Budi menerangkan, dengan berbohong Arif dijanjikan RA bahwa jika RA berhasil lolos dan dinyatakan bebas dari tuduhan, maka selanjutnya RA akan balas budi dengan membantu keduanya bebas juga.

"Namun jika tidak, keduanya diancam akan dipukulin oleh teman-temannya RA saat mereka bebas. Jadi ini lah mengapa Arief berbohong," kata Budi.

Budi menuturkan, Arif telah membuat surat pernyataan bahwa dirinya telah berbohong dalam persidangan. Surat tersebut disertai dengan materai dan saat dibuat Arif didampingi oleh kuasa hukumnya. (Baca: Saksi Mahkota Kasus Pembunuhan EF Disebut Sempat Bantah Semua Isi BAP)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Pelanggan Minimarket: Ada atau Enggak Ada Jukir, Tak Bisa Jamin Kendaraan Aman

Pelanggan Minimarket: Ada atau Enggak Ada Jukir, Tak Bisa Jamin Kendaraan Aman

Megapolitan
4 Bocah Laki-laki di Cengkareng Dilecehkan Seorang Pria di Area Masjid

4 Bocah Laki-laki di Cengkareng Dilecehkan Seorang Pria di Area Masjid

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com