Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPRD DKI Keberatan Kelurahan Jadi Lokasi Verifikasi KTP Calon Independen

Kompas.com - 21/06/2016, 17:36 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
— Komisi A DPRD DKI Jakarta keberatan apabila kantor kelurahan dijadikan lokasi verifikasi bagi pendukung pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI yang ingin maju melalui jalur perseorangan atau calon independen. Hal itu diungkapkan oleh Sekretaris Komisi A DPRD DKI Jakarta Syarif saat menggelar rapat bersama Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta, Selasa (21/6/2016).

"Komisi A keberatan kantor kelurahan dijadikan tempat verifikasi, apalagi kalau jumlahnya tidak wajar. Saya berpendapat, kantor kelurahan bukan tempat verifikasi tiga hari," kata Syarif.

Berdasarkan jadwal KPU DKI Jakarta, verifikasi faktual calon perseorangan dilaksanakan pada 21 Agustus hingga 3 September 2016. Petugas Panita Pemungutan Suara (PPS) akan langsung menyambangi para pendukung pasangan calon independen sesuai alamat KTP yang diberikan.

Jika selama 11 hari petugas PPS tidak menemukan pendukung pasangan calon, maka pendukung diminta mendatangi kelurahan setempat selama tiga hari terakhir.

Menanggapi hal tersebut, Ketua KPU DKI Jakarta Sumarno mengatakan, sesuai klausul, verifikasi faktual di kantor PPS atau kelurahan diatur dalam Pasal 48 ayat 3B revisi UU Nomor 8 Tahun 2015 tentang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).

Ia menyebut, waktu tiga hari yang diberikan bagi para pendukung untuk melakukan verifikasi di kantor kelurahan termasuk dalam waktu 14 hari yang telah ditentukan.

"Penggunaan kantor kelurahan sebagai lokasi verifikasi calon perseorangan juga menjadi pembahasan kami di KPU DKI. Kalau selama tiga hari, ada banyak pendukung yang melakukan verifikasi, kan akan mengganggu pelayanan di kelurahan," kata Sumarno.

Ia berjanji akan mengomunikasikan hal ini dengan KPU RI, apakah nantinya dapat menggunakan gedung maupun lokasi lain sebagai tempat verifikasi faktual calon perseorangan.

"Yang penting (verifikasi faktual) tidak mengganggu aktivitas kelurahan. Di sisi lain, kami memahami banyak sekali pendukung calon perseorangan dan kami terus berkonsultasi dengan Komisi A DPRD DKI Jakarta," kata Sumarno.

Kompas TV Mencoba Mendahului KPU, Melakukan Verifikasi Faktual
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dishub DKI Tindak 216 Jukir Liar di Jakarta Selama Sepekan

Dishub DKI Tindak 216 Jukir Liar di Jakarta Selama Sepekan

Megapolitan
Diperiksa Polisi, Zoe Levana Cerita Kronologi Terjebak di Jalur Transjakarta Selama 4 Jam

Diperiksa Polisi, Zoe Levana Cerita Kronologi Terjebak di Jalur Transjakarta Selama 4 Jam

Megapolitan
Tumpukan Sampah Menggunung di Kembangan, Warga Keluhkan Bau Menyengat

Tumpukan Sampah Menggunung di Kembangan, Warga Keluhkan Bau Menyengat

Megapolitan
Polisi Tilang Zoe Levana Usai Terobos Jalur Transjakarta

Polisi Tilang Zoe Levana Usai Terobos Jalur Transjakarta

Megapolitan
PPDB SMP Jakarta 2024: Kuota, Seleksi, Jalur, dan Jadwalnya

PPDB SMP Jakarta 2024: Kuota, Seleksi, Jalur, dan Jadwalnya

Megapolitan
Gudang Ekspedisi di Bogor Disebut Mirip Kelab Malam, Setel Musik Kencang hingga Diprotes Warga

Gudang Ekspedisi di Bogor Disebut Mirip Kelab Malam, Setel Musik Kencang hingga Diprotes Warga

Megapolitan
PPDB 'Online', Disdik DKI Jamin Tak Ada Celah bagi Oknum Jual Beli Kursi Sekolah

PPDB "Online", Disdik DKI Jamin Tak Ada Celah bagi Oknum Jual Beli Kursi Sekolah

Megapolitan
Selebgram Zoe Levana Bantah Tudingan Terjebak di Jalur Transjakarta Cuma 'Settingan'

Selebgram Zoe Levana Bantah Tudingan Terjebak di Jalur Transjakarta Cuma "Settingan"

Megapolitan
Kasus DBD di Tangerang Selatan Meningkat, Paling Banyak di Pamulang

Kasus DBD di Tangerang Selatan Meningkat, Paling Banyak di Pamulang

Megapolitan
'Flashback' Awal Kasus Pembunuhan Noven di Bogor, Korban Ditusuk Pria yang Diduga karena Dendam

"Flashback" Awal Kasus Pembunuhan Noven di Bogor, Korban Ditusuk Pria yang Diduga karena Dendam

Megapolitan
Ketua Kelompok Tani KSB Dibebaskan Polisi Usai Warga Tinggalkan Rusun

Ketua Kelompok Tani KSB Dibebaskan Polisi Usai Warga Tinggalkan Rusun

Megapolitan
Polda Metro: Dua Oknum Polisi yang Tipu Petani di Subang Sudah Dipecat

Polda Metro: Dua Oknum Polisi yang Tipu Petani di Subang Sudah Dipecat

Megapolitan
Pasar Jambu Dua Bogor Akan Beroperasi Kembali Akhir Juli 2024

Pasar Jambu Dua Bogor Akan Beroperasi Kembali Akhir Juli 2024

Megapolitan
PPDB SD Jakarta 2024: Kuota, Seleksi, Jalur dan Jadwalnya

PPDB SD Jakarta 2024: Kuota, Seleksi, Jalur dan Jadwalnya

Megapolitan
Larang Bisnis 'Numpang' KK Dalam Pendaftaran PPDB, Disdik DKI: Kalau Ada, Laporkan!

Larang Bisnis "Numpang" KK Dalam Pendaftaran PPDB, Disdik DKI: Kalau Ada, Laporkan!

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com