Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PDI-P Diprediksi Tidak Masuk Hitungan "Koalisi Rakyat Jakarta" Versi Sandiaga

Kompas.com - 09/07/2016, 09:50 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

AKARTA, KOMPAS.com - Bakal calon gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno, sempat memperkirakan tentang adanya kemungkinan koalisi tujuh partai politik pada Pilkada DKI Jakarta.

Ketujuh partai yang dimaksud adalah PDI-P, Gerindra, PKS, Demokrat, PPP, PKB, dan PAN.

Sandiaga memetakan tujuh parpol itu karena melihat ada kesamaan pandangan dari semua parpol tersebut, yakni sama-sama tidak mendukung bakal calon gubernur jalur independen.

Adapun sampai saat ini, bakal calon independen baru pasangan Basuki Tjahaja Purnama dan Heru Budi Hartono. Pasangan ini telah didukung oleh Partai Nasdem, Hanura, dan Golkar.

Pakar Komunikasi Politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio, menilai, kecil kemungkinan PDI-P untuk bergabung dalam koalisi seperti yang disebut Sandiaga.

Bahkan, dengan kapasitas PDI-P sebagai pemilik kursi terbanyak di DPRD DKI Jakarta, ada kemungkinan PDI-P mengajukan calonnya sendiri.

"Yang paling besar kemungkinannya koalisi itu terjadi minus PDI-P. Kemungkinan besar bila PDI-P sendiri, maka PKB dan PPP akan merapat ke PDI-P," kata Hendri, Sabtu (9/7/2016).

Jika skenario yang dijelaskan Hendri terjadi, maka kemungkinan besar akan ada tiga pasang calon yang bertanding pada Pilkada DKI tahun depan.

Komposisi tiga pasang calon berasal dari kubu jalur independen dengan dukungan tiga parpol, calon usungan PDI-P dan koalisinya, serta calon dari koalisi Gerindra dan teman-temannya.

Menurut Hendri, dari penilaian Sandiaga soal tujuh parpol "Koalisi Rakyat Jakarta", masih akan sulit mempertemukan PDI-P dengan Partai Demokrat.

Jika hal itu bisa diatasi, maka ada kemungkinan ketujuh parpol tersebut bisa berkoalisi untuk berhadapan dengan pasangan calon jalur independen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com