Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Sopir dan Kernet Truk Sampah DKI yang Tak Lagi Bisa Cari "Sampingan"

Kompas.com - 19/07/2016, 20:58 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

BEKASI, KOMPAS.com - Perubahan sistem kerja di Dinas Kebersihan DKI Jakarta sangat terasa pada masa kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.

Pihak yang paling merasakan perubahan itu adalah para sopir dan kernet truk sampah yang rutin mengangkut sampah ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Kota Bekasi, Jawa Barat.

"Wah, beda sekarang, Mas. Kami enggak bisa ngompreng lagi. Ngangkut sampah sekarang juga paling bisanya satu rit. Kalau dulu mah bisa berapa rit, banyak," kata Wawan (28), kernet truk sampah, kepada Kompas.com, Selasa (19/7/2016).

Istilah "ngompreng" yang dimaksud oleh Wawan adalah menawarkan orang lain jasa mengangkut sampah menggunakan truk sampah milik Dinas Kebersihan DKI Jakarta. Pekerjaan "sampingan" yang dilakoni Wawan dan kernet serta sopir lainnya menghasilkan pendapatan yang terkadang lebih besar dari gajinya sendiri.

"Kalau ingat dulu sih, enak banget ya. Malam bisa ngangkut (sampah) dari kompleks mana. Cukuplah buat makan keluarga sehari-hari. Sekarang mana bisa, di mana-mana sudah pakai Qlue, pada ngelapor, he-he-he," tutur Wawan.

Senada dengan Wawan, salah satu sopir truk sampah, Doni (39), mengaku lebih menikmati pekerjaannya dengan sistem yang lama. Menurut Doni, sistem yang diterapkan saat ini terlalu banyak aturan yang mengikat, tetapi tidak diimbangi dengan perluasan kawasan TPST Bantargebang.

"Sekarang, kalau mau kerja, harus ada SPJ (surat perintah jalan). Ada aturan ini, ada aturan itu. Lebih enak dulu sih menurut saya. Sekarang maksimal kerja juga cuma bisa satu rit. Biar kata sudah di Bantargebang, nunggunya itu kelamaan," ujar Doni.

Menurut Doni, lamanya proses pembuangan sampah disebabkan kapasitas TPST Bantargebang yang sudah mendekati maksimal. Dia pun meragukan penambahan truk sampah dari Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang bertujuan memperlancar pengangkutan sampah di Jakarta.

"Saya enggak yakin itu efektif. Kalau truknya makin banyak, tapi tempat buangnya sama saja kayak begini, ya sama saja bohong," ucap Doni. (Baca: Sopir Truk Sampah DKI Jakarta Sering "Nombok" Uang Solar dan Tol)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov DKI Jakarta Pertimbangkan Usul DPRD DKI soal Sekolah Gratis Negeri dan Swasta

Pemprov DKI Jakarta Pertimbangkan Usul DPRD DKI soal Sekolah Gratis Negeri dan Swasta

Megapolitan
Komisi E DPRD DKI Desak Pemprov Wujudkan Sekolah Gratis Negeri dan Swasta, dari TK sampai SMA

Komisi E DPRD DKI Desak Pemprov Wujudkan Sekolah Gratis Negeri dan Swasta, dari TK sampai SMA

Megapolitan
Inikah Akhir Perjalanan Rosmini, Ibu Pengemis yang Marah-marah?

Inikah Akhir Perjalanan Rosmini, Ibu Pengemis yang Marah-marah?

Megapolitan
DJ East Blake Serahkan Diri ke Polisi Usai Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

DJ East Blake Serahkan Diri ke Polisi Usai Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Maju Mundurnya Ridwan Kamil untuk Pilkada DKI Jakarta...

Maju Mundurnya Ridwan Kamil untuk Pilkada DKI Jakarta...

Megapolitan
Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak: Pelaku Rekan Kerja, Motif Ekonomi Jadi Alasan

Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak: Pelaku Rekan Kerja, Motif Ekonomi Jadi Alasan

Megapolitan
DJ East Blake Ambil Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih Diam-diam karena Sakit Hati Diputuskan

DJ East Blake Ambil Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih Diam-diam karena Sakit Hati Diputuskan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Megapolitan
Saat Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Jarinya hingga Putus oleh Juru Parkir Liar…

Saat Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Jarinya hingga Putus oleh Juru Parkir Liar…

Megapolitan
Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Gerebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Wilayah Sentul Bogor

Polisi Gerebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Wilayah Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com