Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli Digital Forensik Tak Analisis Barang Bukti CCTV untuk Jaga Keasliannya

Kompas.com - 11/08/2016, 07:01 WIB
Nursita Sari

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Ahli digital forensik, Christopher Hariman Rianto, mengungkapkan, dalam dunia digital dan eletronik, barang bukti yang asli tidak dianalisis. Sebabnya, barang bukti tersebut harus tetap dijaga. Hal itu berbeda dengan teknik otopsi yang dilakukan dengan membedah tubuh korban.

"Jadi, kalau otopsi kan diubek-ubek, tapi kalau buat elektronik itu kita harus jaga barang bukti aslinya. Makanya kita copy dan analisa copy-nya, jangan yang aslinya," ujar Christopher, seusai persidangan kasus kematian Wayan Mirna Salihin, di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (10/8/2016) malam.

copy barang bukti pun tidak dilakukan seperti pada umumnya. Christopher menyebut file barang bukti disalin dengan cara forensic imaging.

"Dalam istilah kami tidak ada kloningan, tapi forensic imaging. Jadi, saya dapat USB, kemudian saya lakukan forensic imaging," kata dia.

Christopher pun menjelaskan perbedaan antara kloning dan forensic imaging. Dalam kloning, salinan dilakukan dengan meng-copy satu file utuh. Sementara dalam forensic imaging, file tersebut juga disalin dengan melakukan bit strip by imaging.

Meskipun Christopher hanya menganalisis salinan barang bukti CCTV hasil forensic imaging, dia memastikan salinan tersebut identik dengan aslinya. Kepastian itu didapat setelah melakukan empat metodologi, yakni hash verification, metadata dan frame analysis, histogram analysis, dan error level analysis.

Hash analysis digunakan untuk memverifikasi kesesuaian file yang asli dengan file yang dianalisis. Metadata analysis digunakan untuk menganalisis jumlah frame dalam video dengan durasi video tersebut. Christopher menyebut jumlah frame dan durasi video yang dianalisisnya identik.

Kemudian, histogram analysis digunakan untuk melihat sedikit banyaknya aktivitas yang terekam dalam frame. Semakin tinggi gelombang pada histogram, maka semakin banyak aktivitas yang terekam.

Sementara error analysis data, Christopher menggunakannya untuk melihat keaslian barang bukti, telah diedit atau belum. Dia mengatakan, berdasarkan hasil dari empat metodologi tersebut, dia menyimpulkan rekaman tersebut tidak diedit ataupun disisipi gambar lain.

"Kita kan sudah ada empat metode yang saya lakukan, jadi tidak ada (hasil edit)," ucap Christopher.

Sebelumnya, di dalam persidangan, kuasa hukum Jessica Kumala Wongso, mengatakan, tidak mempercayai rekaman CCTV yang dianalisis Christopher karena rekaman tersebut bukan yang asli yang disita penyidik. Kuasa hukum Jessica juga menyebut adanya kemungkinan gambar yang direkayasa.

Kompas TV Inilah Aktivitas Jessica Saat di Kafe Olivier
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ratusan Personel Satpol PP dan Petugas Kebersihan Dikerahkan Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta

Ratusan Personel Satpol PP dan Petugas Kebersihan Dikerahkan Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta

Megapolitan
Alasan Warga Tak Amuk Jambret Ponsel di Jaksel, Ternyata “Akamsi”

Alasan Warga Tak Amuk Jambret Ponsel di Jaksel, Ternyata “Akamsi”

Megapolitan
Korban Jambret di Jaksel Cabut Laporan, Pelaku Dikembalikan ke Keluarga untuk Dibina

Korban Jambret di Jaksel Cabut Laporan, Pelaku Dikembalikan ke Keluarga untuk Dibina

Megapolitan
Penjambret di Jaksel Ditangkap Warga Saat Terjebak Macet

Penjambret di Jaksel Ditangkap Warga Saat Terjebak Macet

Megapolitan
Pencuri Motor di Bekasi Lepas Tembakan 3 Kali ke Udara, Polisi Pastikan Tidak Ada Korban

Pencuri Motor di Bekasi Lepas Tembakan 3 Kali ke Udara, Polisi Pastikan Tidak Ada Korban

Megapolitan
Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, Polisi Imbau Penonton Waspadai Copet dan Tiket Palsu

Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, Polisi Imbau Penonton Waspadai Copet dan Tiket Palsu

Megapolitan
Pencuri Motor di Bekasi Bawa Pistol, Lepaskan Tembakan 3 Kali

Pencuri Motor di Bekasi Bawa Pistol, Lepaskan Tembakan 3 Kali

Megapolitan
Teror Begal Bermodus 'Debt Collector', Nyawa Pria di Kali Sodong Melayang dan Motornya Hilang

Teror Begal Bermodus "Debt Collector", Nyawa Pria di Kali Sodong Melayang dan Motornya Hilang

Megapolitan
Jakpro Buka Kelas Seni dan Budaya Lewat Acara “Tim Art Fest” Mulai 30 Mei

Jakpro Buka Kelas Seni dan Budaya Lewat Acara “Tim Art Fest” Mulai 30 Mei

Megapolitan
Amankan 2 Konser K-Pop di GBK, Polisi Terjunkan 865 Personel

Amankan 2 Konser K-Pop di GBK, Polisi Terjunkan 865 Personel

Megapolitan
Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, MRT Jakarta Beroperasi hingga Pukul 01.00 WIB

Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, MRT Jakarta Beroperasi hingga Pukul 01.00 WIB

Megapolitan
Pastikan Masih Usut Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel, Polisi: Ada Unsur Pidana

Pastikan Masih Usut Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel, Polisi: Ada Unsur Pidana

Megapolitan
Polisi Sebut Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Mandek 2 Tahun karena Kondisi Korban Belum Stabil

Polisi Sebut Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Mandek 2 Tahun karena Kondisi Korban Belum Stabil

Megapolitan
Kasus di Polisi Mandek, Keluarga Korban Pemerkosaan di Tangsel Dituduh Damai dengan Pelaku

Kasus di Polisi Mandek, Keluarga Korban Pemerkosaan di Tangsel Dituduh Damai dengan Pelaku

Megapolitan
Minta Pemerkosa Anaknya Cepat Ditangkap, Ibu Korban: Pengin Cepat Selesai...

Minta Pemerkosa Anaknya Cepat Ditangkap, Ibu Korban: Pengin Cepat Selesai...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com