Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Nasib Enam Kandidat Bakal Cagub Hasil Penjaringan PDI-P?

Kompas.com - 11/08/2016, 09:01 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) telah melaksanakan penjaringan bakal calon gubernur dan wakil gubernur untuk Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017.

Ada enam nama kandidat bakal calon gubernur yang lolos mekanisme fit and proper test. Hanya saja, hingga kini, partai berlambang banteng moncong putih tersebut belum juga mengumumkan enam nama yang lolos penjaringan ke masyarakat luas.

"Iya nanti-nanti kami umumkan, dalam waktu dekat kami umumkan," kata Hasto, di kantor DPP PDI-P, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Rabu (10/8/2016) malam.

PDI-P juga belum melaporkan hasilnya kepada tokoh-tokoh yang masuk dalam enam nama tersebut serta tokoh yang tak lolos penjaringan. Namun, DPP PDI-P telah melaporkan kepada Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.

Hasto mengatakan, enam nama ini dipertimbangkan utuk menjadi calon gubernur yang akan diusung PDI-P.

"Ini kan namanya proses kelembagaan politik. Yang kami kedepankan kan proses kelembagaan politik untuk memastikan bahwa keseluruhan proses itu berjalan dengan apa yang menjadi harapan rakyat," kata Hasto.

Dia menegaskan, kelembagaan politik tidak boleh bertentangan dengan harapan masyarakat. Ada tahapan-tahapan strategis yang dilakukan PDI-P guna memastikan setiap calon dipersiapkan dengan sebaik-baiknya.

"Baik aspek pemerintahannya, kepemimpinannya, maupun juga skala prioritas kebijakan ketika dipercaya rakyat untuk menjadi pemimpin," kata Hasto.

DPP PDI-P melakukan fit and proper test kepada 27 tokoh yang mendaftar pada penjaringan bakal calon gubernur DKI Jakarta. Beberapa tokoh yang mengikuti penjaringan oleh DPD PDI-P DKI Jakarta seperti Yusril Ihza Mahendra, Sandiaga Uno, Benny Mokalu, dan lain-lain.

Kemudian PDI-P mengerucutkan menjadi enam nama bakal calon gubernur dan akan dilaporkan kepada Megawati.

PDI-P memiliki 28 kursi di DPRD DKI Jakarta. Hanya partai berlambang banteng moncong putih tersebut yang bisa mengajukan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur sendiri tanpa berkoalisi dengan partai politik lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Megapolitan
Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Megapolitan
Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Megapolitan
Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

Megapolitan
Diduga Joging Pakai 'Headset', Seorang Pria Tertabrak Kereta di Grogol

Diduga Joging Pakai "Headset", Seorang Pria Tertabrak Kereta di Grogol

Megapolitan
Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

Megapolitan
Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Megapolitan
Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Megapolitan
Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com