JAKARTA, KOMPAS.com - Kemunculannya di dunia politik sebagai orang yang akan menjadi calon gubernur DKI, baru seumur jagung. Pada tahun 2015, nama mantan Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin masuk dalam 8 nama hasil penjaringan Partai Gerindra.
Tidak ada kabar apapun darinya ketika itu. Dia kalah start dengan kandidat lain yang sudah lebih dulu melakukan sosialisasi. Namun, namanya justru menjadi kandidat kuat sebagai orang yang dipilih Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto untuk menjadi cagub DKI.
Meskipun, pada akhirnya Prabowo memilih orang lain yang merupakan kader internal, Sandiaga Uno.
Masih bersafari politik
Beberapa bulan sebelum pengumuman keputusan cagub DKI oleh Prabowo, Sjafrie sudah mulai muncul dan melakukan safari politiknya. Setelah Sandiaga Uno dipilih, Sjafrie tetap melanjutkan kegiatan itu. Seperti kemarin, Sabtu (20/8/2016), Sjafrie muncul dalam kegiatan bakti sosial berupa operasi katarak gratis di Klinik Mata Matanya, Tebet, Jakarta Selatan.
Dalam acara itu, ada 40 warga yang mengantre untuk dioperasi. Terkait Pilkada DKI 2017, dia sendiri tidak mengerti seperti apa proses yang berlangsung di dalam partai. Dia pun memilih untuk terus hadir di tengah masyarakat.
"Saya tidak dalam proses (politik) itu, biarkan saya terus berinteraksi dengan komunitas sosial, masyarakat yang menilai. Soal (pencalonan) itu yang saya pikir perlu ditanyakan ke otoritas parpol yang mengelola itu," kata Sjafrie.
Sjafrie mengatakan seluruh keputusan saat ini ada di partai. Ia mengaku enggan berinisiatif untuk melobi partai. Sjafrie hanya melancarkan strategi mendekati rakyat dan membiarkan parpol menilai sendiri.
"Kalau parpol enggak berinisiatif, apa yang mau dilobi lagi? Strategi saya itu komunikasi sosial horizontal. Ini wujud kegiatan saya," ujarnya.
Sisa harapan
Pada acara itu juga, Sjafrie membagi harapan-harapannya terkait pencalonannya sebagai calon gubernur. Menurut dia, kesempatannya maju sebagai calon gubernur belum pupus meski Partai Gerindra tidak memilihnya.
Dia masih siap untuk maju jika ada partai yang berminat mengusungnya. Sjafrie mengatakan dia tergugah oleh dorongan tokoh masyarakat dan partai politik untuk maju Pilkada DKI 2017.
Karena tidak memiliki pengalaman di dunia politik, akhirnya dia hanya berusaha mendekati warga tanpa pernah melakukan lobi ke partai politik. Kini, Sjafrie akan berlapang dada jika tidak ada partai yang mengusungnya sebagai bakal calon gubernur atau wakil gubernur.
"Jadi memang kalau bukan kader parpol ya harus berjiwa besar, karena itu persyaratan. Dan saya harus bisa memahami itu. Mungkin juga kriteria yang ditentukan oleh parpol untuk memasukkan seseorang ke dalam proses politik berikutnya khususnya kepala daerah di Jakarta, itu mungkin cukup tinggi," kata Sjafrie.