Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PDS HB Jassin: Ali Sadikin Beri Bantuan tetapi Tidak Ingin Jadikan Aset

Kompas.com - 08/09/2016, 22:22 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Dewan Pembina Pusat Dokumentasi Sastra (PDS) HB Jassin, Ajip Rosidi, menjelaskan awal mula PDS HB Jassin mendapatkan dana hibah yang diberikan Pemprov DKI, yaitu saat kepemimpinan Gubernur Ali Sadikin.

Bang Ali heran mengapa PDS HB Jassin tidak tertata dan terkelola dengan baik. Padahal, menurut dia, banyak karya sastra yang harusnya dijaga dengan baik.

Saat itu, kata Ajip, Ali Sadikin menanyakan tentang pengelolaan dokumen-dokumen yang ada. Mendengar kesulitan yang dihadapi PDS HB Jassin, Ali Sadikin saat itu menawarkan bantuan berupa dana hibah serta tempat penyimpanan dokumen berupa gedung, yaitu di Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat.

"Saya ketemu Pak Ali, beliau setuju kasih (dana) ke yayasan oleh DKI, dan DKI bersedia untuk membiayai yayasan itu. Itu janji lisan Pak Ali," ujar Ajip di PDS HB Jassin, Jakarta Pusat, Kamis (8/9/2016).

Ajip mengatakan, Bang Ali secara tegas mengatakan meski Pemprov DKI memberikan bantuan kepada PDS HB Jassin, yayasan itu bukanlah aset milik Pemprov DKI.

"Pak Ali bilang, 'Saya tidak membelinya karena sastra tidak ternilai.' Itu disampaikan waktu peresmian yayasan ini, dan secara tegas Pak Ali bilang ini (PDS HB Jassin) bukan kepunyaan DKI," ujar Ajip.

Di sisi lain, seiring pergantian kepemimpinan di DKI, kondisi PDS HB Jassin jadi tak menentu. Sejumlah anggaran yang diajukan oleh PDS HB Jassin setiap tahun tak pernah sekali pun seluruhnya terpenuhi.

Ajip mengatakan, anggaran paling besar diberikan pada era Gubernur Joko Widodo (Jokowi). Saat itu, Jokowi memberikan dana bantuan sebesar Rp 1,2 miliar. Puncak perubahan terbesar, kata Ajip, terjadi pada 2015 saat dikeluarkannya peraturan menteri dalam negeri yang mengatur pemberian bantuan dana hibah.

Aturan itu membatasi Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI memberikan bantuan dana kepada yayasan di luar aset Pemprov.

"Saat itu kami bertemu Bu Sylvi (Sylviana Murni, Deputi Gubernur Bidang Pariwisata dan Kebudayaan DKI) dan Kepala BPAD untuk membicarakan kesepakatan soal kepemilikan Jassin," ujar Ajip.

Saat itu, pengurus PDS HB Jassin tidak sepakat dengan apa yang ditawarkan Pemprov. Ini karena selain menjadikan PDS HB Jassin sebagai aset Pemprov DKI, saat itu PDS HB Jassin ditawari gedung baru yang lebih kecil dibanding gedung yang dipakai saat ini.

"Rapat menolak kesepakatan itu, akhirnya saya tarik lagi kesepakatan saya," ujar Ajip. (Baca: Ketua PDS HB Jassin Merasa Terhina dengan Pernyataan Ahok soal Anggaran)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prahara di KPK: Usai Laporkan Albertina Ho, Nurul Ghufron Dilaporkan Novel Baswedan Cs Ke Dewas

Prahara di KPK: Usai Laporkan Albertina Ho, Nurul Ghufron Dilaporkan Novel Baswedan Cs Ke Dewas

Megapolitan
Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Megapolitan
Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Megapolitan
Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com