Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepribadian Calon Gubernur DKI Paling Disoroti Publik Dibanding Kinerja

Kompas.com - 27/09/2016, 14:50 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Direktur Eksekutif Riset Indonesia Toto Sugiarto menyatakan, sisi kepribadian calon gubernur DKI menjadi kriteria yang paling disoroti masyarakat dibandingkan soal kinerja mereka.

Hal itu diperoleh berdasarkan hasil riset pihaknya dengan penelitian terhadap pemberitaan di media online sejak Januari 2016. Pada riset itu, pihaknya membagi dua dimensi kriteria calon gubernur pilihan menjadi dua, yakni dari sisi kepribadian dan kinerja.

Dari riset itu, Toto mengatakan, sebanyak 76 persen publik paling sering menyoroti kriteria calon gubernur DKI 2017 berdasarkan kepribadian, dan sisanya 24 persen menyoroti berdasarkan kinerja.

"Kami cari data (berita), yang sering muncul ternyata dalam kategori kepribadian. Rupanya pilihan publik berdasarkan hal kepribadian itu," kata Toto, dalam launching riset bertema "Menuju DKI 2017: Kriteria Gubernur Pilihan Rakyat", di Kedai Kopi Deli, Jalan Sunda, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (27/9/2016).

Pada dimensi kepribadian, ada sembilan kriteria calon gubernur. Sosok calon pro-rakyat ada di urutan pertama sebanyak 30,77 persen, posisi kedua kriteria bersih 15,38 persen, santun 11,54 persen, membangun dengan manusiawi 5,77 persen, tegas 5,77 persen, peduli pendidikan 3,85 persen, pengalaman dalam pemerintahan 3,85 persen, kepemimpinan demokratis/tidak diktator 3,85 persen, dan lainnya 19,23 persen.

"Lebih dari 30 persen menggambarkan keinginan publik akan adanya pemimpin yang pro-rakyat. Perilaku ini yang jadi preferensi pilihan," ujar Toto.

Namun, Toto menjelaskan, bukan berarti kriteria dengan kepribadian unggul lantas menjadi penentu calon yang bakal menang. Dimensi kepribadian menjadi unggul karena paling banyak diwacanakan publik di media massa.

"Berita ternyata lebih banyak bernada kepribadian dibanding kinerja. Itu bisa dilihat di ruang publik, wacana kepribadian lebih banyak muncul. Namun, itu bukan menentukan pemenangan," ujar Toto.

Sementara itu, dari dimensi kinerja, ada empat kriteria calon. Calon yang mampu melakukan perbaikan ekonomi paling sering muncul sebanyak 50 persen, mampu mengatasi permasalahan publik 25 persen, bekerja keras/kerja serius untuk rakyat 18,75 persen, mampu menyelesaikan masalah keamanan 6,25 persen.

Toto menyatakan, tujuan riset tersebut untuk mengetahui bagaimana kriteria gubernur pilihan rakyat.

"Rakyat ingin pemimpin DKI seperti apa ke depan bisa dilihat dari segi kriteria yang beredar di ruang publik (media). Semakin banyak dibicarakan (muncul), kriteria tersebut semakin penting," ujar Toto. (Baca: Foto "Selfie" dan Harapan Kerukunan Saat Pilkada DKI 2017)

Launching riset tersebut dihadiri peneliti senior LIPI bidang politik, Profesor Syamsuddin Haris, dan analis hukum dari Kode Inisiatif, Veri Junaidi. Politisi Golkar Yorrys Raweyai diundang dalam riset tersebut. Namun, hingga akhir, yang bersangkutan tidak datang.

Kompas TV KPU DKI Larang Kampanye Berbau SARA
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com