JAKARTA, KOMPAS.com - Polda Metro Jaya menggelar operasi pemberantasan premanisme dibeberapa titik di Jakarta. Operasi tersebut dilakukan sebagai salah satu bentuk pengamanan jelang Pilkada DKI 2017.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Awi Setiyono mengatakan operasi tersebut sudah bergulir sejak 29 September 2016. Hingga 1 Oktober 2016 kemarin, sebanyak 586 preman terjaring operasi itu.
"Jelang Pilkada DKI kami menangkap 586 orang, yang ditahan 43 preman, yang tidak ditahan 2 orang, yang dibina di Dinas Sosial sebanyak 541 orang," ujar Awi saat dihubungi, Minggu (2/10/2016).
Awi menjelaskan dari ratusan orang yang terjaring hanya ada 30 kasus yang diproses secara lanjut. Kasus-kasus tersebut meliputi penganiyaan, pemerasan, pengerusakan, pemcopetan, pencurian dengan kekerasan, pencurian dengan pemberatan dan perjudian.
Dari ratusan orang itu, lanjut Awi diamankan barang bukti berupa uang tunai sebesar Rp 6 juta, satu air soft gun, enam senjata tajam, enam unit motor, satu unit mobil, 88 botol miras, satu gergaji, dua cutter, dua set domino, tiga travo las listrik, satu batang bambu, satu silet, dua gunting, dan dua ekor ayam.
"Operasi ini dilakukan jajaran baik Ditreskrimum, satwil-satwil Polda Metro Jaya dan dilakukan secara serempak," ucapnya. (Baca: Polres Metro Jakarta Pusat Tangkap Ratusan Orang yang Terindikasi Preman)
Operasi dirahasiakan
Awi mengungkapkan operasi ini adalah bentuk quick win yang digagas oleh Kapolri Jenderal Tito Karnavian. Operasi ini untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat Ibu Kota.
"Ini juga untuk Pilkada 2017 dan akan disinergikan ke polres-polres dan secara periodik. Kami rahasiakan sehingga hasilnya banyak premanisme ditangkap," kata Awi.