Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Isi Pleidoi yang Dibacakan Jessica dalam Persidangan...

Kompas.com - 13/10/2016, 06:17 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Jessica Kumala Wongso, terdakwa kasus kematian Wayan Mirna Salihin, membacakan pleidoi atau nota pembelaan pribadi dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (12/10/2016).

Pada awal pleidoinya, Jessica menjelaskan keberadaannya di persidangan, yakni karena dia dituduh membunuh Mirna.

Dia kemudian menjelaskan watak Mirna yang menurutnya baik dan jujur.

"Walau kita jarang bertemu karena tinggal di negara yang berbeda tetap sangat mudah untuk menghabiskan waktu berjam-jam bercanda dan mengobrol pada saat bertemu," ujar Jessica dalam persidangan.

Kemudian, Jessica menyinggung soal perlakuan keluarga Mirna yang dianggap mengintimidasinya.

Padahal, kata Jessica, tidak ada bukti yang jelas yang menunjukkan bahwa ia meracuni Mirna menggunakan sianida.

"Saya berpikir, apakah mereka menjadi jahat karena kehilangan Mirna atau mereka kehilangan Mirna karena jahat," kata dia.

(Baca juga: Keluarga Mirna Akan Bagikan Pin "Justice for Mirna" Saat Putusan Sidang Jessica)

Jessica menuturkan, semua hal yang dia lakukan dan yang tidak dia lakukan selalu dibesar-besarkan.

Akibatnya, publik turut menghakiminya. Setelah Mirna meninggal, Jessica menyebut hidup dia dan keluarganya menderita. Dia merasa keluarganya dipojokkan.

"Pada hari kematian Mirna, mimpi buruk saya dan keluarga saya dimulai. Sejak di rumah duka saya sudah dituduh menaruh sesuatu di kopinya Mirna, lalu polisi tanpa seragam dan identitas mulai berdatangan ke rumah. Bahkan tetangga sekitar terganggu," papar Jessica.

Dia dan keluarganya kemudian menginap di hotel untuk mencari ketenangan. Namun, dia justru dituduh hendak kabur.

Di hotel tersebut, Jessica ditangkap oleh polisi setelah ditetapkan sebagai tersangka. Kemudian, dia menceritakan pengalamannya setelah menjadi tersangka.

Jessica menyatakan, dia tidak akan mengakui perbuatan yang tidak pernah dilakukannya.

"Mulai hari penangkapan, tekanan dari polisi semakin terlihat. Mereka terus menerus menyuruh saya untuk mengaku dengan rekaman CCTV sebagai senjata," ucapnya.

Jessica juga menjelaskan kondisi sel tahanan di Polda Metro Jaya yang sempit. Di sana, Jessica sendirian.

Halaman:


Terkini Lainnya

Remaja yang Tewas di Hotel Senopati Diduga Dicekoki Ekstasi dan Sabu Cair

Remaja yang Tewas di Hotel Senopati Diduga Dicekoki Ekstasi dan Sabu Cair

Megapolitan
Pintu Air Bendung Katulampa Jebol, Perbaikan Permanen Digarap Senin Depan

Pintu Air Bendung Katulampa Jebol, Perbaikan Permanen Digarap Senin Depan

Megapolitan
Masih Banyak Pengangguran di Tanah Tinggi, Kawasan Kumuh Dekat Istana Negara

Masih Banyak Pengangguran di Tanah Tinggi, Kawasan Kumuh Dekat Istana Negara

Megapolitan
Dinas SDA DKI: Normalisasi Ciliwung di Rawajati Bisa Dikerjakan Bulan Depan

Dinas SDA DKI: Normalisasi Ciliwung di Rawajati Bisa Dikerjakan Bulan Depan

Megapolitan
Warga Miskin Ekstrem di Tanah Tinggi Masih Belum Merasakan Bantuan, Pemerintah Diduga Tidak Tepat Sasaran

Warga Miskin Ekstrem di Tanah Tinggi Masih Belum Merasakan Bantuan, Pemerintah Diduga Tidak Tepat Sasaran

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Tak Laku Dilelang

Mobil Rubicon Mario Dandy Tak Laku Dilelang

Megapolitan
Khawatir Tak Lagi Dikenal, Mochtar Mohamad Bakal Pasang 1.000 Baliho untuk Pilkada Bekasi

Khawatir Tak Lagi Dikenal, Mochtar Mohamad Bakal Pasang 1.000 Baliho untuk Pilkada Bekasi

Megapolitan
Tiktoker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

Tiktoker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

Megapolitan
Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Megapolitan
Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi 'Online' di Depok yang Jual Koin Slot lewat 'Live Streaming'

Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi "Online" di Depok yang Jual Koin Slot lewat "Live Streaming"

Megapolitan
Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Megapolitan
Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Megapolitan
Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi mulai Mei 2024

Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi mulai Mei 2024

Megapolitan
Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com