Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Kalau Saya Mau Cari Rp 20 Miliar-Rp 30 Miliar, "Ngetok" Satu Pengusaha Juga Selesai

Kompas.com - 01/11/2016, 19:57 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon gubernur yang maju pada Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta 2017, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, menyatakan bahwa statusnya sebagai petahana sebenarnya mempermudah dia untuk mengumpulkan dana kampanye.

Namun, ia menyatakan tidak ingin melakukan hal tersebut. Selain dilarang, Ahok menyatakan bahwa ia ingin mengumpulkan dana kampanye dengan melibatkan sebanyak mungkin warga.

"Kalau saya mau nyari Rp 20-30 miliar, ngetok satu pengusaha juga bakal selesai," ujar Ahok di rumah tim pemenangannya di Jalan Situ Lembang, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (1/11/2016).

(Baca juga: Ahok: Mau Galang Dana, Silakan, tetapi Uang Harus Masuk ke Rekening Kampanye )

Ia pun menceritakan penggalaman ketika kelompok relawannya, "Teman Ahok", menggalang dana beberapa bulan lalu.

Saat itu, kata Ahok, ada seorang pengusaha kenalannya yang menawarkan dana langsung sebesar Rp 30 miliar.

Menurut Ahok, pengusaha yang biasa ia panggil "Om" itu bertanya kepada "Teman Ahok", berapa dana yang dibutuhkan untuk modal kampanye.

Setelah dihitung, "Teman Ahok" menyebut bahwa estimasi dana yang dibutuhkan bisa mencapai Rp 25 miliar.

Pengusaha itu pun, kata Ahok, langsung menawarkan Rp 30 miliar kepada "Teman Ahok".

"Dia mau bagi-bagi Rp 30 miliar, terus enggak usah nyari uang lagi," ujar Ahok.

Kepada pengusaha itu, Ahok menyatakan bahwa bukan besaran dana yang ingin ia cari, tetapi partisipasi langsung warga yang ditunjukan dengan penggalangan dana bersama.

"Jadi maaf Om, Om ini lupa ya, Ahok ini bukan calon gubernur lho. Ahok ini gubernur DKI sampai Oktober 2017. Kalau saya mau nyari Rp 20-30 miliar, ngetok satu pengusaha juga bakal selesai," kata Ahok sambil menirukan ucapannya ke pengusaha itu.

Tim pemenangan Ahok baru saja mengumumkan metode pembayaran yang akan digunakan untuk menggalang sumbangan dana kampanye untuk Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta 2017.

Metode pembayaran untuk menyumbangkan dana kampanye dapat dilakukan dengan tiga cara, yakni transfer tunai melalui kantor-kantor cabang BCA, transfer melalui mesin ATM atau mobile banking, dan melalui kartu kredit.

(Baca juga: Ini Laporan Dana Awal Kampanye Tiga Cagub-Cawagub DKI)

Ahok menyatakan, cara tersebut merupakan yang pertama kalinya dalam sejarah perpolitikan di Indonesia.

Ahok yakin caranya menggalang dana itu akan diikuti oleh banyak calon kepala daerah lain pada Pilkada Serentak 2018.

Kompas TV Dana Kampanye Ahok Sentuh Angka Rp 15 Miliar

"Seperti di Pemprov DKI, tidak boleh ada uang tunai, semua harus transfer," kata Ahok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Begal Bikin Resah Warga, Polisi Janji Tak Segan Tindak Tegas

Begal Bikin Resah Warga, Polisi Janji Tak Segan Tindak Tegas

Megapolitan
PSI Terima Pendaftaran 3 Nama Bacawalkot Bekasi, Ada Nofel Saleh Hilabi

PSI Terima Pendaftaran 3 Nama Bacawalkot Bekasi, Ada Nofel Saleh Hilabi

Megapolitan
KPAI: Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Anak Meningkat 60 Persen

KPAI: Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Anak Meningkat 60 Persen

Megapolitan
Belum Laku, Rubicon Mario Dandy Rencananya Mau Dikorting Rp 100 Juta Lagi

Belum Laku, Rubicon Mario Dandy Rencananya Mau Dikorting Rp 100 Juta Lagi

Megapolitan
3 Pelaku Begal Casis Polri di Jakbar Residivis, Ada yang Bolak-balik Penjara 6 Kali

3 Pelaku Begal Casis Polri di Jakbar Residivis, Ada yang Bolak-balik Penjara 6 Kali

Megapolitan
LPSK Dorong Pemenuhan Akomodasi Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan, Termasuk Perlindungan

LPSK Dorong Pemenuhan Akomodasi Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan, Termasuk Perlindungan

Megapolitan
Pemkot Jakbar Imbau Warga dengan Ekonomi Mampu Tak Beli Elpiji 3 Kg

Pemkot Jakbar Imbau Warga dengan Ekonomi Mampu Tak Beli Elpiji 3 Kg

Megapolitan
Jasad Wanita di Selokan Jalan Juanda Bekasi, Korban Telah Hilang Selama 4 Hari

Jasad Wanita di Selokan Jalan Juanda Bekasi, Korban Telah Hilang Selama 4 Hari

Megapolitan
Jasad Perempuan Ditemukan di Selokan Bekasi, Polisi: Sempat Terlihat Sempoyongan

Jasad Perempuan Ditemukan di Selokan Bekasi, Polisi: Sempat Terlihat Sempoyongan

Megapolitan
Rubicon Mario Dandy Belum Juga Laku di Lelang meski Harganya Telah Dikorting

Rubicon Mario Dandy Belum Juga Laku di Lelang meski Harganya Telah Dikorting

Megapolitan
Remaja Perempuan Direkam Ibu Saat Bersetubuh dengan Pacar, KPAI Pastikan Korban Diberi Perlindungan

Remaja Perempuan Direkam Ibu Saat Bersetubuh dengan Pacar, KPAI Pastikan Korban Diberi Perlindungan

Megapolitan
Eks Warga Kampung Bayam Sepakat Pindah ke Hunian Sementara di Ancol

Eks Warga Kampung Bayam Sepakat Pindah ke Hunian Sementara di Ancol

Megapolitan
Kronologi Komplotan Remaja Salah Bacok Korban saat Hendak Tawuran di Cimanggis Depok

Kronologi Komplotan Remaja Salah Bacok Korban saat Hendak Tawuran di Cimanggis Depok

Megapolitan
Sampah Menggunung di TPS Kembangan, Ketua RT Sebut Kekurangan Petugas untuk Memilah

Sampah Menggunung di TPS Kembangan, Ketua RT Sebut Kekurangan Petugas untuk Memilah

Megapolitan
Ditetapkan sebagai Tersangka, Ini Peran 5 Pelaku Begal Casis Bintara Polri di Jakbar

Ditetapkan sebagai Tersangka, Ini Peran 5 Pelaku Begal Casis Bintara Polri di Jakbar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com