JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaksana tugas Gubernur DKI Jakarta Sumarsono sempat memeriksa buku-buku catatan yang ada di kantor TPST Bantargebang, Bekasi. Dia kaget karena menemukan pencatatan yang masih manual.
"Loh kok enggak dimasukkan dalam komputer?" tanya Sumarsono sambil membolak-balik halaman dalam buku tersebut.
Pegawai yang ada di ruangan itu langsung mencari-cari orang yang bertanggung jawab atas buku tersebut.
"Enggak, ini dijawab saja, Bu," ujar Sumarsono kepada pegawai wanita itu.
"Ini hanya manualnya, Pak. Kita ada komputer nanti setelah dicatat, baru dipindahkan ke komputer," ujar pegawai itu.
Ternyata, buku yang diperiksa Sumarsono merupakan buku pencatatan BBM (bahan bakar minyak). BBM yang digunakan truk sampah untuk mengangkut sampah dicatat dalam buku itu.
Sumarsono ingin pencatatannya dilakukan secara online dan terintegrasi. Bukan sekadar memindahkan catatan dari buku ke komputer saja.
"Ini kan sudah online, seharusnya kan ada sistemnya, digabungkan. Ini masih manual ya. Seharusnya masukan lewat sistem supaya transparan," ujar Sumarsono.
Setelah itu, Sumarsono pun meninggalkan ruangan dan masuk ke ruang rapat bersama Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi. Sebelum rapat, mereka berdua melihat kondisi tempat pengolahan air sampah, tempat komposting sampah, dan zona pembuangan terlebih dahulu.