Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Mars Ini Jadi "Warisan" Sumarsono di Pemprov DKI...

Kompas.com - 07/02/2017, 06:28 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Biasanya, hanya lagu Indonesia Raya yang dinyanyikan oleh PNS DKI di setiap kegiatan-kegiatan pemerintahan. Mereka semua akan diminta berdiri dan menyanyikan lagu tersebut dengan khidmad sebelum acara dimulai.

Namun, Pelaksana tugas Gubernur DKI Jakarta Sumarsono mengubah sedikit tradisi itu. Kini bukan hanya lagu Indonesia Raya yang dinyanyikan bersama. PNS DKI harus hafal lagu Mars Revolusi Mental yang akan dinyanyikan setelah lagu Indonesia Raya.

"Bekerja... bekerja.. bekerja..," sepenggal lirik yang menjadi ciri khas mars tersebut.

Sumarsono mengatakan lirik lagu tersebut mendorong terciptanya pemerintahan yang bersih dan beretos kerja gotong royong. Dia mengatakan lagu ini sudah dinyanyikan hampir di seluruh provinsi di Indonesia.

"Sudah disosialisasikan di antara provinsi di Indonesia, mulai dari kabupaten, kota, sekolah-sekolah, sudah hafal dengan mars itu, kecuali satu provinsi yaitu DKI Jakarta," ujar Sumarsono di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jumat (3/2/2017).

Demi menyosialisasikan lagu tersebut di Pemprov DKI, Sumarsono sampai menggelar lomba paduan suara antar-SKPD. Kesekretarian Daerah keluar sebagai juara dalam lomba tersebut. Sejak perlombaan itu berakhir, mars ciptaan Ermaya Suradinata itu pun menjadi wajib dinyanyikan di setiap kegiatan.

Mars DKI Jakarta

Warisan berbentuk lagu yang ditinggalkan Sumarsono bukan hanya Mars Revolusi Mental. Ada pula Mars DKI Jakarta sebagai pelengkap. Dia mengeluarkan Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 191 Tahun 2017 pada 1 Februari 2017 sebagai dasar mars itu.

Sumarsono mengatakan, mars tersebut ditujukan guna meningkatkan nasionalisme aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemprov DKI.

"Pembinaan itu butuh jiwa korsa. Jiwa korsa butuh instrumen dan mars untuk membangun penyemangat, pengisi nasionalisme hati ASN," ujar Sumarsono. (Baca: Jelang Akhir Jabatan, Sumarsono Gagas Mars DKI)

Mars DKI Jakarta pertama kali diperdengarkan ketika Sumarsono melakukan pertemuan dengan lurah dan camat di Kantor Wali Kota Jakarta Timur.

Lirik mars tersebut dibuat oleh Asisten Pemerintahan DKI Jakarta Bambang Sugiyono dan Kepala BKD DKI Jakarta Agus Suradika.

Sumarsono mengatakan dua warisan itu akan mengantarnya di penghujung masa jabatan. Dia ingin dua lagu tersebut dinyanyikan dalam kegiatan senam penutup masa jabatannya.

"Lalu nanti akan ada senam dan di sana akan dinyanyikan Mars Revolusi Mental dan Mars DKI Jakarta untuk mengakhiri jabatan saya," ujar Sumarsono.

Kompas TV Ada Pro & Kontra pada Kebijakan PLT Gubernur DKI Sumarsono
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com