Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saksi Ahli Bahasa Sebut Isi Pidato Ahok Mengandung Penodaan Agama

Kompas.com - 13/02/2017, 18:29 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Saksi ahli bahasa dari Universitas Mataram, Mahyuni, menyimpulkan ada unsur penodaan dan penistaan agama dalam pidato Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama di Kepulauan Seribu. Hal ini dia sampaikan dalam persidangan kasus dugaan penodaan agama.

"Dalam BAP di sini Anda simpulkan ada penghinaan penistaan dan penodaan agama?" tanya jaksa penuntut umum kepada Mahyuni di Kementerian Pertanian, Ragunan, Senin (13/2/2017).

Mahyuni mengatakan, penghinaan, penistaan, dan penodaan memiliki arti yang mirip. Menurut dia, tiga hal itu jelas karena ada tuduhan dalam pidato Ahok. Tuduhan yang dia maksud adalah memosisikan Al-Maidah sebagai sumber kebohongan.

"Jadi dasar saya adalah keilmuan, ada tuduhan itu sumber kebohongan," ujar Mahyuni.

Mahyuni sempat menjelaskan bahwa pidato yang menjadi fokus Mahyuni bukan video berdurasi lengkap, melainkan hanya pada bagian "dibohongi pakai surat Al-Maidah".

Adapun bagian tersebut hanya berdurasi sekitar 13 detik. Hakim sempat menanyakan alasan Mahyuni hanya menganalisis sebagian kecil pidato Ahok.

"Tentu karena interest saya di situ, tentang abuse of power, insolidarity, tidak toleran, itu keilmuan saya," ujar Mahyuni. (Baca: Saksi Ahli Agama dari MUI Salami Ahok dan Beri Buku ke Majelis Hakim)

"Kalau saya disuruh meneliti seluruh teks, Pemda DKI bisa buatkan saya, kirimkan saya proyek baru," kata Mahyuni.

Kompas TV Ada 2 saksi dan 2 ahli yang dihadirkan pada sidang kali ini yakni nelayan yang hadir saat Ahok mendatangi Kepulauan Seribu dan perwakilan MUI.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Massa Buruh Nyalakan 'Flare' dan Kibarkan Bendera di Monas

Massa Buruh Nyalakan "Flare" dan Kibarkan Bendera di Monas

Megapolitan
Ribuan Buruh Ikut Aksi 'May Day', Jalanan Jadi 'Lautan' Oranye

Ribuan Buruh Ikut Aksi "May Day", Jalanan Jadi "Lautan" Oranye

Megapolitan
Bahas Diskriminasi di Dunia Kerja pada Hari Buruh, Aliansi Perempuan: Muka Jelek, Eh Tidak Diterima...

Bahas Diskriminasi di Dunia Kerja pada Hari Buruh, Aliansi Perempuan: Muka Jelek, Eh Tidak Diterima...

Megapolitan
Ribuan Polisi Amankan Aksi 'May Day', Kapolres: Tidak Bersenjata Api untuk Layani Buruh

Ribuan Polisi Amankan Aksi "May Day", Kapolres: Tidak Bersenjata Api untuk Layani Buruh

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com