Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadi Pembicara di Masjid, Anies "Berhati-hati" agar Tidak Kampanye

Kompas.com - 26/03/2017, 14:21 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, menghadiri acara tabligh akbar di Masjid Jami'al-Muhibbah, Jalan Beringin Raya RW 03, Kelurahan Cibubur, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur, Minggu (26/3/2017).

Pada kesempatan ini, Anies menjadi salah satu pembicara. Saat berbicara di masjid tersebut, Anies tampak berhati-hati berbicara agar tidak disangka kampanye untuk putaran kedua Pilkada DKI Jakarta 2017.

Anies menyatakan, kedatangannya dalam rangka silaturahim. "Kalau kampanye nanti saya dijewer," kata Anies di lokasi acara.

Dalam sambutannya, Anies menyampaikan sejumlah hal. Ia menyebutkan, ada tiga hal yang mesti dijaga selama pilkada, yakni kejujuran, keadilan, dan demokratis.

Kejujuran berarti tidak ada manipulasi atau menerima uang. Anies mengajak warga untuk menolak iming-iming rupiah yang mungkin ditawarkan.

Soal keadilan, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu meminta aparat pemerintahan dan keamanan untuk netral. "Jangan berpihak, tunjukkan bahwa mengayomi semua," ujar Anies.

Ia berharap juga agar para pemilih yang punya hak pilih bisa menggunakan suaranya secara demokratis. "Yang tidak berhak jangan ikut-ikut," ujar Anies.

Anies juga menyinggung soal pencoblosan pada putaran pertama Pilkada DKI Jakarta, 15 Februari 2017. Ia menilai bahwa jumlah warga Jakarta yang memilih bertambah secara mendadak.

"Makanya, saya bilang ada lucu-lucuan. Tanggal 15 Februari itu latihan nyoblos, latihan boleh salah. Nanti tanggal 19 April enggak boleh salah, itu yang beneran karena yang kepilih yang diamanati untuk Jakarta," ujar Anies.

Anies mengatakan, ia dan calon wakil gubernur Sandiaga Uno mendapat amanah yang tidak ringan menjadi calon kepala DKI Jakarta.

Ia menilai bahwa hal mendasar yang sekarang terjadi di Jakarta adalah adanya ketidakadilan. Karenanya, Jakarta harus menjadi kota yang adil bagi siapa pun.

Anies juga menyinggung niatnya menjadikan Jakarta sebagai kota yang menumbuhkan karakter yang baik bagi anak-anak. Ia ingin sekolah-sekolah di Ibu Kota bermutu. Ia juga ingin agar Monas bisa dipakai untuk acara tabligh.

Cagub nomor pemilihan tiga itu menutup sambutannya dengan harapan warga tidak keliru saat memilih di pencoblosan mendatang.

"Cuma nomornya berapa saya enggak boleh ngomong. Nanti kalau saya nyebut nomor, nanti dijewer, jadi panjang urusannya," ujar Anies Baswedan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com