Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tim Anies-Sandi Minta KPU DKI Telusuri DPT Invalid

Kompas.com - 07/04/2017, 06:29 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tim pemenangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno sempat mempermasalahkan mengenai dugaan adanya data invalid dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang telah ditentukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta.

Pembahasan mengenai data invalid tersebut terjadi cukup panjang saat rapat pleno terbuka penentuan DPT di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Kamis (6/4/2017) malam hingga Jumat (7/4/2017) dini hari.

Hingga akhirnya, KPU DKI memutuskan untuk melanjutkan pembahasan hal tersebut pada Jumat sore di Kantor KPU DKI di Jalan Salemba, Jakarta Pusat.

Ketua KPU DKI Jakarta Sumarno menjelaskan, hal yang dipermasalahkan oleh tim pemenangan Anies-Sandi terkait adanya NIK dan NKK invalid pada DPT putaran kedua.

Baca: Total DPT Pilkada DKI Putaran Kedua Mencapai 7,2 Juta Pemilih

"Misalnya NIK depannya 10 tapi kan memang tidak ada provinsi yang kodenya 10. Ada juga standar NIK yang seharusnya 16 ini hanya 14 digit. Mereka minta itu ditelusuri. Besok kita lanjutkan dengan melibatkan Dukcapil, Bawaslu dan dua tim paslon," ujar Sumarno di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Jumat dini hari.

Sumarno menjelaskan, agenda besok tidak akan merubah keputusan jumlah DPT putaran kedua yang berjumlah 7.218.280 orang. Dalam agenda tersebut nantinya hanya menyaring sejumlah pemilih yang masuk DPT, tetapi memiliki kecacatan secara administrasi.

"Oh enggak (mempengaruhi). Kita akan tandai saja diarsir dan mereka tidak akan kita daftarakan C6-nya. Jadi hanya dicantumkan tidak memenuhi syarat. Sama seperti pemilih yang meninggal dunia," ucap dia.

Baca: Soal Penambahan DPT, Anies Harap Tidak Ada Keanehan Saat Pemungutan Suara

Sumarno menambahkan, tidak semua data yang diberikan tim Anies-Sandi soal data invalid dapat diterima. Pihaknya perlu menkaji terlebih dahulu data-data tersebut.

"Misal kita temukan NIK luar DKI. Nah itu didefinisikan invalid. Padahal tidak seperti itu. Belum tentu kode luar DKI itu invalid. Sama seperti kalau pindah (tempat tinggal), NIK DKI itu tidak akan berubah. Yang berubah itu NKK-nya. Tapi itu dikategorikan invalid (oleh tim paslon)," kata Sumarno.

Kompas TV  Jaring Pemilih, KPU DKI Gelar Sosialisas Pendataan DPT
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com