Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anies: Kasus Korupsi di Sudin Tata Air Akan Dibahas Tim Sinkronisasi

Kompas.com - 12/05/2017, 16:38 WIB
Sherly Puspita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta terpilih, Anies Baswedan berencana akan memprioritaskan pembahasan khusus sebagai tanggapan atas ditemukannya kasus korupsi di tubuh Dinas Tata Air DKI Jakarta beberapa waktu yang lalu.

"Nanti kita pelajari lagi (kasus korupsi), tapi yang jelas itu sudah (direncanakan) tim sinkronisasi dan tim pakar untuk diskusi lebih jauh, khusus soal itu," ujar Anies di kawasan masjid Al-Aqidah, Jakarta Barat, Jumat (12/5/2017).

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan periode 2014-2016 ini menjelaskan, sebenarnya sebelum kasus ini mencuat, pihaknya sudah memikirkan program-program apa saja yang akan dilakukan perihal tata kelola air di DKI Jakarta.

"Kalau rancana program kerja ada kemarin waktu kampanye. Tapi sekarang harus ditambahkan untuk action-action-nya, bisa dimasukkan dalam program APBD tahun depan (2018)," tambahnya.

Seperti diketahui, Kepala Suku Dinas Tata Air Jakarta Utara Herning Wahyuningsih dan mantan Kepala Seksi Dinas Tata Air Kecamatan Tanah Abang, Pahlatua, ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan korupsi terkait penyalahgunaan dana kegiatan swakelola di Suku Dinas Pekerjaan Umum Tata Air Jakarta Pusat tahun anggaran 2013, 2014, dan 2015 senilai Rp 92,2 miliar.

Menurut Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung RI M Rum, saat itu Sudin Tata Air Jakpus menganggarkan dana untuk kegiatan swakelola di Jakarta Pusat berupa perbaikan pemeliharaan saluran PHB, jalan arteri, penanganan perbaikan tutup saluran, tali-tali air, mulut air, grill, vangkom, dan pemeliharaan saluran air selama tiga tahun lebih kurang Rp 230 miliar. 

Baca: Kasudin Tata Air Jakut Jadi Tersangka Korupsi Anggaran Rp 92 Miliar

Dinas Tata Air merupakan salah satu dinas yang memiliki fungsi yang sangat vital di DKI Jakarta. Selain diharapkan dapat membantu menyelesaikan masalah ketersediaan air bersih, Dinas Tata Air juga memiliki tugas berat untuk menjaga Ibu Kota terlepas dari ancaman banjir.

Adanya kasus korupsi di dalam tubuh Dinas Tata Air merupakan ancaman besar bagi usaha pemerintah provinsi DKI untuk menghindarkan Jakarta dari masalah banjir dan tata kelola air lainnya.

Kompas TV Tanggul yang jebol di wilayah Condet, Kramatjati, Jakarta Timur, akhirnya diperbaiki, perbaikan dilakukan oleh petugas sumber tata air dengan membuat bronjong atau turap, yang dilapisi batu kali dan kawat untuk pembangunan tanggul baru. Untuk memperkokoh tanggul, nantinya tanggul akan dibuat secara 4 lapis dan lebih tinggi dari tanggul yang dibangun sebelumnya. Tanggul di Condet ini jebol akibat derasnya tumpahan air yang berasal dari sodetan kali baru. Jebolnya tanggul juga sempat membuat permukiman di wilayah ini, terendam banjir.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com