Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Habibie dan Pesan Persatuan...

Kompas.com - 07/06/2017, 09:05 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Shalat terawih di rumah Presiden ke-3 RI BJ Habibie di Jalan Patra Kuningan XIII, Jakarta Selatan, baru dimulai sekitar pukul 21.00, Selasa (7/6/2017). Sebabnya, Habibie mengisi ceramah dengan cerita pengalaman hidupnya yang panjang, terutama soal pesawatnya.

Awalnya, Habibie menyampaikan soal kehebatan manusia kepada puluhan anggota Ikatan Cendekiawan Muda Indonesia (ICMI) yang datang saat itu. Habibie menjelaskan bahwa manusia adalah satu-satunya ciptaan Allah SWT yang diberikan kemampuan untuk berpikir dan memahami dunia secara sistematis. Oleh karenanya, ilmu selalu berkembang.

"Dunia berubah, teknologi berkembang disebabkan karena manusia itu sifatnya mampu menjelaskan sesuatu yang bagi dia tidak jelas, dia terus secara konsisten mencari penjelasan secara logis, berdasarkan ilmu-ilmu yang pasti bisa dia pahami dan jelaskan, berdasarkan itu dia bisa prediksi akan terjadi ini itu," kata Habibie.

(baca: Merenungkan Kebangkitan Nasional dari Pemikiran Habibie)

Habibie kemudian membuka cerita hidupnya ketika dia sedang menempuh studi doktoralnya di Technische Hochschule Aachen, Jerman, tempat sekolah para pakar aeronautika terhebat dari seluruh dunia.

Dia mengaku "ditahan" oleh sekolahnya untuk tetap bekerja sebagai asisten pengajar sembari melanjutkan studi doktoralnya.

"Saya ditawarkan tinggal di sekolah menjadi guru besar, enggak mau. Ditawarkan kerja pergi ke Amerika untuk membuat supersonic transport, tidak mau. Karena cita-cita saya buat pesawat terbang untuk Indonesia," ungkap Habibie.

Disertasi Habibie mengenai hypersonic mendapat apresiasi tinggi hingga dia ditawari sebagai guru besar. Namun tetap saja, Habibie ngotot ingin kembali ke Tanah Air.

Habibie kemudian kembali diminta untuk menyelesaikan sebuah proyek strategis. Untuk mewujudkan mimpinya membuat pesawat bagi Indonesia, Habibie juga sempat bekerja di sebuah perusahaan industri pesawat terbang paling kecil di Hamburg, Hamburger Flugzeugbau.

Pada usia 28 tahun, ia bergabung bersama senior-seniornya merancang teori, mendesain pesawat, dan berbagai terobosan lainnya. Habibie dipanggil pulang oleh Presiden Soeharto pada 1974 untuk mengembangkan industri dalam negeri.

Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) yang kemudian dikenal sebagai PT Dirgantara Indonesia dibesarkan Habibie untuk menyediakan pesawat bagi Indonesia. Habibie menepis tudingan pekerjaannya adalah bagian dari ambisi orde baru Soeharto.

"Industri strategis dirgantara itu, kapal terbangnya jelas, tiba-tiba ditutup, hei kok dianggap programnya orde baru? Siapa bilang orde baru? Itu bukan ide saya, itu yang memperkenalkan Bung Karno dan dia berkeyakinan bahwa NKRI yang negara maritim dengan 17.000 pulau hanya bisa dipersatukan jika kita membuat pesawat terbang mandiri, sesuai dengan kebutuhan kita," kata Habibie.

Habibie juga menceritakan kebanggannya menerima penghargaan dari International Civil Aviation Organization (ICAO) pada 1944 atas pengabdian hidupnya untuk kontribusi penerbangan komersial.

Nama Habibie yang terpampang di Markas ICAO sempat membuat kaget Menteri Maritim Indroyono Soesilo saat mewakili Indonesia dalam konferensi internasional. Habibie yang awalnya enggan menghadiri penerimaan penghargaan itu, mengaku akhirnya datang dan mengejutkan para hadirin termasuk Sekjen PBB Boutros Boutros-Ghali.

"Saya diminta menyampaikan sesuatu. Saya berhenti, perkataan pertama yang saya keluarkan Bismillahirrahmanirrahim. Kaget semua, karena isunya Islam tidak ramah terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi," kata Habibie seraya meminta cucunya mengambilkan medali itu.

Halaman:


Terkini Lainnya

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
PMI Jakbar Sebut Stok Darah Mulai Meningkat Akhir April 2024

PMI Jakbar Sebut Stok Darah Mulai Meningkat Akhir April 2024

Megapolitan
Nekatnya Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris, Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta untuk Judi 'Online' dan Bayar Utang

Nekatnya Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris, Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta untuk Judi "Online" dan Bayar Utang

Megapolitan
Psikolog Forensik: Ada 4 Faktor Anggota Polisi Dapat Memutuskan Bunuh Diri

Psikolog Forensik: Ada 4 Faktor Anggota Polisi Dapat Memutuskan Bunuh Diri

Megapolitan
Belum Berhasil Identifikasi Begal di Bogor yang Seret Korbannya, Polisi Bentuk Tim Khusus

Belum Berhasil Identifikasi Begal di Bogor yang Seret Korbannya, Polisi Bentuk Tim Khusus

Megapolitan
Taman Jati Pinggir Petamburan Jadi Tempat Rongsokan hingga Kandang Ayam

Taman Jati Pinggir Petamburan Jadi Tempat Rongsokan hingga Kandang Ayam

Megapolitan
Pengelola Rusun Muara Baru Beri Kelonggaran Bagi Warga yang Tak Mampu Lunasi Tunggakan Biaya Sewa

Pengelola Rusun Muara Baru Beri Kelonggaran Bagi Warga yang Tak Mampu Lunasi Tunggakan Biaya Sewa

Megapolitan
Pemprov DKI Mulai Data 121 Lahan Warga untuk Dibangun Jalan Sejajar Rel Pasar Minggu

Pemprov DKI Mulai Data 121 Lahan Warga untuk Dibangun Jalan Sejajar Rel Pasar Minggu

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com