(baca: Habibie: Kalau Saya Bisa Produksi N 250 atau R 80 Tiap Hari...)
Penghargaan itu, kata Habibie, hanya diberikan 50 tahun sekali. Ia pun teringat ketika sedang sakit, harus menghadiri konferensi pers di hadapan puluhan wartawan untuk menjawab soal penghargaan itu.
Semua sudah mengenal siapa Habibie, dan hanya ada tiga pertanyaan wartawan kepadanya. Habibie ditanya berusia berapa pada 7 Desember 1944, apa yang dilakukan hari itu, dan pada pukul 10.00 waktu Chicago, apa yang sedang dilakukannya.
Pukul 10.00 pada 7 Desember 1944, pimpinan negara dunia berkumpul di Chicago untuk mengesahkan Chicago Convention yang mendefinisikan ulang industri penerbangan yang saat itu hanya dikembangkan untuk kepentingan perang. Konvensi itu pula yang menjadi kelahiran ICAO.
"Saya jawab saat itu usia saya 8 tahun di mana saya tinggal di pinggir hutan di rumah Bugis, tidak sekolah karena kami mengungsi, dan saya hari itu renang lompat ke kali, memberi makan rumput untuk kuda, dan malam sebelum tidur saya baca Al Quran," kata Habibie.
Tak ada yang menyangka seorang pionir di bidang penerbangan memiliki masa kecil seperti Habibie. Habibie mengatakan takdirlah yang mengantarkannya dari pedalaman timur Indonesia, menjadi Presiden Indonesia dan tokoh dunia.
"Anda harusnya lebih baik, yang jadikan saya begitu bukan orangtua saya tapi rakyat. Perjuangan rakyat itu dengan imtaq (iman dan takwa) dan iptek yang diberikan dari Allah," ujar Habibie.
Habibie menggarisbawahi pentingnya perkembangan dunia. Bahwa ada nilai absolut yang akan berlaku sepanjang masa, dan nilai relatif yang berubah mengikuti zaman.
"Keadaan sekarang berubah, kalau kita anggap semua nilai-nilai absolut, jangan heran kita ke belakang terus tidak berkembang. Berarti anda nyeleweng dari Quran, Anda diberikan oleh Allah kemampuan berpikir, beranalisa, mengambil kesimpulan berdasarkan pengalaman, mengambil proyeksi ke depan dengan memanfaatkan bahasa yang Anda pahami, et cetera," katanya.
Terakhir, Habibie optimistis masa depan Indonesia akan lebih baik dengan didasari pada imtaq dan iptek. Ia berharap akan ada Habibie-Habibie lainnya dari berbagai daerah, suku, agama, maupun ras lainnya yang dapat mengabdi pada Indonesia.
"Saya minta kepada Anda, bersatulah," ucap Habibie.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.