JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur terpilih DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, pihaknya merekrut banyak sumber daya dalam menyusun program Anies-Sandiaga Uno agar program itu terealisasi dengan baik nantinya.
Setelah menang dalam Pilkada DKI Jakarta 2017, Anies-Sandiaga bergerak cepat dengan membentuk Dewan Pakar dan Tim Sinkronisasi yang anggotanya terbilang cukup banyak.
Anies menyampaikan, tim itu dibentuk untuk mengkaji seberapa jauh program yang ia susun bisa berjalan di lapangan.
Tim tersebut juga mengkaji mana program Pemprov DKI Jakarta yang berhasil dan mana yang tidak berhasil dilakukan.
"Justru itu kami ingin jangan coba-coba di Jakarta. Artinya mereka bisa menunjukkan program mana yang berjalan dan yang gagal. Mana yang berhasil, kenapa berhasil atau gagal," ujar Anies saat ditemui di Jakarta Utara, Selasa (13/6/2017).
(Baca juga: Mengapa Perlu Ada Dewan Pakar dan Tim Sinkronisasi Anies-Sandi?)
"Dari pada kami yang mencoba kan kami gunakan percobaan orang lain untuk pelajaran kami," ujar Anies.
Namun, tim tersebut, lanjut Anies, tak semuanya akan bertahan. Sebagain anggota tim yang telah memberi masukan akan meninggalkan tugasnya jika telah selesai.
"Kalau banyak pakar bukan berarti seluruhnya selama enam bulan. Sebagian besar memberikan masukan beberapa waktu lalu selesai," ujar Anies.
(Baca juga: Anies: Jangan Hanya Bersyukuran, tetapi Anies-Sandi Juga Didoakan)
Sejak Anies-Sandi dinyatakan sebagai pemenang Pilkada DKI 2017 pada April lalu, tim Anies-Sandi dibentuk dan bekerja merumuskan 23 janji menjadi 154 program serta menurunkannya jadi 3.313 kegiatan.
Pemprov DKI bersedia memasukkan 3.313 kegiatan ini dalam Rencana Kegiatan Pemerintah Daerah (RKPD) DKI Jakarta tahun 2018 dengan nilai Rp 1 triliun.