Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sopir Bemo: Kok Kejam Banget, padahal Mau Lebaran

Kompas.com - 16/06/2017, 12:25 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com- Sejumlah sopir bemo yang masih beroperasi di depan Stasiun Manggarai mengaku telah mengetahui akan ada penertiban yang dilakukan petugas Dinas Perhubungan DKI Jakarta pada Jumat (16/6/2017) hari ini.

Namun, bukan bermaksud untuk tidak menghiraukan, para pengemudi mengaku nekat untuk beroperasi untuk mencari nafkah bagi keluarganya. Khususnya untuk memenuhi kebutuhan lebaran.

Latif (51), salah satu pengemudi bemo mengatakan telah mengetahui akan ada penertiban hari ini. Namun,ia masih tetap nekat "narik" karena harus memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari keluarganya.

Baca: Sudinhub Jaksel Tertibkan Bemo yang Masih Beroperasi di Manggarai

Latif juga menyayangkan rencana petugas yang menertibkan para pengendara bemo 10 hari sebelum lebaran.

Kompas.com/David Oliver Purba Petugas Sudinhub Jakarta Selatan menertinkan bemo yang masih beroperasi di depan Stasiun Manggarai, Jakarta Selatan, Jumat (16/6/2017)
Seharusnya menurut dia, petugas memberikan kelonggaran usai lebaran. Ia mengatakan tidak akan melawan atau bahkan berontak.

"Kenapa ya enggak ada kelonggaran dari pemerintah. Kok kejam banget. Mau lebaran juga. Saya sih enggak ngelawan pak, mau dilarang ya silahkan, tapi kasih kelonggaran sampai lebaran aja," ujar Latif saat berbincang dengan Kompas.com di depan Stasiun Manggarai, Jumat.

Latif mengatakan, profesi sebagai pengemudi bemo telah ia jalani sejak masih muda. Bahkan bemo yang ia pakai saat ini merupakan warisan dari orangtuanya.

Latif mengatakan, ayahnya memberi nafkah Latif dan keluarga dengan menarik bemo. Begitu juga saat ini Latif memenuhi kebutuhan keluarga hingga membiayai pendidikan anaknya dengan menarik bemo.

"Ayah saya narik bemo, saya juga nafkahin anak, gedein anak pakai bemo. Udah lumutan pak bawa bemo," ujar Latif.

Pengemudi lainnya, Jarwo juga mengetahui penertiban yang akan dilakukan petugas. Ia mengatakan, sebaiknya petugas memberikan kesempatan kepada mereka sehabis lebaran.

Baca: Nasib Bemo di Ibu Kota dan Harapan Para Sopir

Jarwo mengatakan, menjadi pengemudi bemo juga tak mudah saat ini karena harus bersaing dengan transportasi lainnya seperti bajaj hingga kendaraan online.

"Setoran paling tinggi Rp 70.000 sehari pak, udah kalah sama online semuanya," ujar Jarwo.

Kepala Seksi Pengendalian Sudinhub Jakarta Selatan Edi Sufaat saat dikonfirmasi mengatakan, keputusan untuk menertibkan bemo sebelum lebaran sudah dikaji oleh pemerintah.

Ia mengatakan bahwa petugas hanya menjalankan perintah sesuai dengan surat edaran.

"Karena surat edarannya 6 Juni sesuai kesepakatan. Kalau masalah toleransi kami berdasarkan surat. Kalau umpanya kebijakan ada di provinsi, kami hanya pelaksana," ujar Edi.

Surat Edaran Dinas Perhubungan DKI Jakarta Nomor 84 Tahun 2017 melarang bemo untuk beroperasi di Jakarta per 6 Juni 2017.

Isi surat tersebut, bemo dilarang beroperasi di jalan dengan alasan bemo dianggap bukan lagi sebagai angkutan umum Bemo juga tidak dilengkapi dengan surat tanda nomor kendaraan (STNK) bermotor.

Kompas TV Para sopir mengaku belum mendapat informasi jelas tentang pelarangan bemo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

TikToker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

TikToker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

Megapolitan
Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Megapolitan
Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi 'Online' di Depok yang Jual Koin Slot lewat 'Live Streaming'

Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi "Online" di Depok yang Jual Koin Slot lewat "Live Streaming"

Megapolitan
Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Megapolitan
Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Megapolitan
Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi Mulai Mei 2024

Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi Mulai Mei 2024

Megapolitan
Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Megapolitan
Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Megapolitan
Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Megapolitan
PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

Megapolitan
Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Megapolitan
Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Megapolitan
Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Megapolitan
Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com