Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPRD DKI Tuntut Perbaikan Layanan dan Kelayakan Angkot

Kompas.com - 28/06/2013, 14:59 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Sejumlah fraksi di DPRD mempertanyakan kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengenai kompensasi bagi warga terkait usul kenaikan tarif angkutan umum di Jakarta. Fraksi-fraksi menilai masalah pelayanan dan kondisi angkutan masih belum menjamin hak masyarakat atas kenaikan tarif.

Anggota Fraksi Golkar di Komisi E DPRD, Ashraf Ali, mengatakan bahwa kenaikan tarif haruslah dimbangi dengan kelayakan dan pelayanan angkutan umum bagi masyarakat.

"Saya melihat hanya kecil angkutan umum yang dinyatakan layak. Saya enggak tahu, Pak Pristono (Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Udar Pristono), ini apa sih kendalanya? Kendaraan yang tidak layak masih ada. Jangan-jangan remnya juga enggak ada, bisa menimbulkan korban," kata Ashraf saat pembahasan di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jumat (28/6/2013).

Selain menyoroti hal itu, Ashraf mengatakan, sopir angkutan umum juga seharusnya memiliki pelatihan khusus. Ia menyebutkan, pengemudi kendaraan tidak hanya orang yang memiliki SIM, tetapi juga memiliki sertifikat mengemudi.

Dalam kesempatan yang sama, anggota Fraksi Demokrat, Najmatul Fahizah, mempertanyakan mengenai sejauh mana pelayanan uji kelaikan kendaraan angkutan yang beroperasi. Ia mengatakan bahwa masih ada angkutan bus di bawah naungan Dishub DKI yang menimbulkan polusi tinggi.

"Kenyataannya, di lapangan masih ada bus yang asapnya hitam. Terus angkot tidak ada lampu zein-nya. Sejauh mana sudah diuji, seperti yang disampaikan Pak Ashraf tadi. Jadi, saya pikir banyak komponen yang melengkapi keamanan dan kenyamanan bagi penggunaan angkutan umum," ujarnya.

Menanggapi penyampaian dari fraksi itu, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Triwisaksana mengatakan, Dishub DKI bisa melakukan perbaikan pelayanan yang tidak memerlukan biaya operasional tinggi, seperti penertiban sopir tembak.

"Masalah sopir tembak, oper (penumpang) di tengah jalan, KIR, asap hitam (knalpot) sehingga mereka masyarakat tidak hanya mengeluh kenaikan tarif, tapi ada perbaikan layanan dari kita," ujar Triwisaksana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

    Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

    Megapolitan
    BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

    BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

    Megapolitan
    Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

    Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

    Megapolitan
    Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

    Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

    Megapolitan
    Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

    Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

    Megapolitan
    Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

    Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

    Megapolitan
    Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

    Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

    Megapolitan
    Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

    Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

    Megapolitan
    Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

    Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

    Megapolitan
    Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

    Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

    Megapolitan
    Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

    Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

    Megapolitan
    Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

    Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

    Megapolitan
    Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

    Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

    Megapolitan
    Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

    Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

    Megapolitan
    Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

    Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

    Megapolitan
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com