Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepincut Jakarta, Berjanji Tak Kembali ke Kampung

Kompas.com - 16/08/2013, 15:23 WIB
Ratih Winanti Rahayu

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Jakarta mempunyai sejuta cerita. Ada sebagian orang yang membencinya karena segudang masalah seperti kemacetan dan banjir, ada juga yang mencintainya bahkan enggan meninggalkan Jakarta karena merasa nyaman.

Orang dari berbagai daerah merantau ke Jakarta berharap mendapat pekerjaan demi mengubah nasib. Meski tak menjadi orang kaya, asal bisa makan dan hidup di Jakarta, semua masalah menjadi hilang.

Misalnya saja Kamiyati (52), warga Waduk Pluit, Jakarta Utara. Sejak usia 16 tahun, dia nekat berurbanisasi ke Jakarta. Kepada orangtuanya, dia berjanji tak akan kembali ke kampung halamannya di Cilacap, Jawa Tengah.

"Kalau di kampung, enggak ada apa-apa. Saya nekat aja merantau ke Jakarta, dan janji ke orangtua enggak bakal balik-balik lagi ke kampung kalau sudah di Jakarta," kata wanita yang kerja serabutan di sekitar kawasan yang sedang ditata Pemprov DKI tersebut.

Meski menjadi pendatang yang menduduki tanah negara, wanita setengah baya itu mengaku nyaman dan betah tinggal di Jakarta. Dia pun bertahan di rumah kontrakannya ketika penduduk di Waduk Pluit satu per satu memilih masuk rusun yang disediakan Pemprov. Dia juga tetap pada kata-katanya, tak kembali ke tanah kelahirannya.

"Jakarta udah kayak kampung sendiri, Mbak. Sama tetangga juga udah deket, udah kayak saudara sendiri gitu. Kerjaan juga macem-macem. Nyaman saja gitu. Saya juga ketemu sama laki (suami) saya di Jakarta," tuturnya kepada Kompas.com, Kamis (15/8/2013).

Hal senada juga disuarakan Santi, yang datang dari Tasikmalaya sejak tahun 2000. Jika Kamiyati nekat ke Jakarta sendiri, maka Santi merantau memang karena ikut suami yang bekerja di Muara Karang. Meski hanya tinggal di rumah mengurus anak-anaknya, dia mengaku betah tinggal di Jakarta.

"Kalau mau hiburan, gampang. Kita tinggal ke Monas atau Ancol saja, yang murah meriah. Atau enggak, sekadar keliling Jakarta saja juga sudah senang. Terus kerjaan juga ada, walaupun istilahnya cuma kerja di pabrikan atau jadi kuli aja," ujarnya.

Selain itu, dia betah tinggal di Jakarta karena peluang membuat usaha sangat besar. "Saya dari tahun 1989 sudah di Jakarta. Saya dari dulu usaha warungan (warung makan). Alhamdulillah sih, walaupun makin banyak saingannya, tapi masih ada aja yang beli. Kan semua orang butuh makan," ujarnya sambil melayani orang yang makan di warungnya.

Operasi yustisi yang kerap dilakukan Pemprov DKI Jakarta pasca-Lebaran tak pernah menyentuh mereka. Mereka pun bertahan bertahun-tahun tinggal di Jakarta, meski tinggal di bangunan tanpa IMB. Bagi mereka, yang terpenting bisa nyaman dan ikut menikmati Jakarta yang serba ada.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Mau Vandalisme, Fermul Kini Minta Izin Dulu Sebelum Bikin Grafiti di Fasilitas Publik

Tak Mau Vandalisme, Fermul Kini Minta Izin Dulu Sebelum Bikin Grafiti di Fasilitas Publik

Megapolitan
Pengelola Diminta Kembali Laporkan 7 Eks Pekerja yang Jarah Aset Rusunawa Marunda

Pengelola Diminta Kembali Laporkan 7 Eks Pekerja yang Jarah Aset Rusunawa Marunda

Megapolitan
Polisi Belum Tetapkan Virgoun Jadi Tersangka Kasus Dugaan Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Belum Tetapkan Virgoun Jadi Tersangka Kasus Dugaan Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Sederet Masalah Rumah Subsidi Jokowi di Cikarang: Bangunan Tak Kokoh, Keramik Terangkat, hingga Air Kotor dan Berbau

Sederet Masalah Rumah Subsidi Jokowi di Cikarang: Bangunan Tak Kokoh, Keramik Terangkat, hingga Air Kotor dan Berbau

Megapolitan
Polisi Tangkap Virgoun Usai Konsumsi Sabu dengan Seorang Perempuan

Polisi Tangkap Virgoun Usai Konsumsi Sabu dengan Seorang Perempuan

Megapolitan
Pemprov DKI Segel Bangunan di Menteng yang Diduga Langgar Aturan Perubahan Tata Ruang

Pemprov DKI Segel Bangunan di Menteng yang Diduga Langgar Aturan Perubahan Tata Ruang

Megapolitan
Hasil Tes Urine Virgoun Positif Metamfetamina

Hasil Tes Urine Virgoun Positif Metamfetamina

Megapolitan
Polisi Sita Sabu dan Alat Isap Saat Tangkap Virgoun

Polisi Sita Sabu dan Alat Isap Saat Tangkap Virgoun

Megapolitan
Pemkot Bakal Normalisasi Sungai Cidepit di Gang Makam Bogor

Pemkot Bakal Normalisasi Sungai Cidepit di Gang Makam Bogor

Megapolitan
Minta Inspektorat Periksa 7 Pekerja yang Jarah Rusunawa Marunda, Heru Budi: Harus Ditindak!

Minta Inspektorat Periksa 7 Pekerja yang Jarah Rusunawa Marunda, Heru Budi: Harus Ditindak!

Megapolitan
Pendukung Tak Ingin Anies Duet dengan Kaesang, Pengamat: Bentuk Penegasan Mereka Anti Jokowi

Pendukung Tak Ingin Anies Duet dengan Kaesang, Pengamat: Bentuk Penegasan Mereka Anti Jokowi

Megapolitan
Sudah Bayar Rp 250.000 Per Bulan, Air Warga Perumahan Subsidi Jokowi di Cikarang Sering Kotor dan Berbau

Sudah Bayar Rp 250.000 Per Bulan, Air Warga Perumahan Subsidi Jokowi di Cikarang Sering Kotor dan Berbau

Megapolitan
Pilu Ibu di Bogor, Kini Hanya Duduk di Kursi Roda karena Kerusakan Otak Usai Operasi Caesar

Pilu Ibu di Bogor, Kini Hanya Duduk di Kursi Roda karena Kerusakan Otak Usai Operasi Caesar

Megapolitan
Seniman Minta Disediakan Taman Khusus untuk Menggambar Grafiti

Seniman Minta Disediakan Taman Khusus untuk Menggambar Grafiti

Megapolitan
Suramnya Kondisi Rumah Subsidi Jokowi di Cikarang, Terbengkalai seperti Kota Mati hingga Jadi Tempat Mesum

Suramnya Kondisi Rumah Subsidi Jokowi di Cikarang, Terbengkalai seperti Kota Mati hingga Jadi Tempat Mesum

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com