Orang dari berbagai daerah merantau ke Jakarta berharap mendapat pekerjaan demi mengubah nasib. Meski tak menjadi orang kaya, asal bisa makan dan hidup di Jakarta, semua masalah menjadi hilang.
Misalnya saja Kamiyati (52), warga Waduk Pluit, Jakarta Utara. Sejak usia 16 tahun, dia nekat berurbanisasi ke Jakarta. Kepada orangtuanya, dia berjanji tak akan kembali ke kampung halamannya di Cilacap, Jawa Tengah.
"Kalau di kampung, enggak ada apa-apa. Saya nekat aja merantau ke Jakarta, dan janji ke orangtua enggak bakal balik-balik lagi ke kampung kalau sudah di Jakarta," kata wanita yang kerja serabutan di sekitar kawasan yang sedang ditata Pemprov DKI tersebut.
Meski menjadi pendatang yang menduduki tanah negara, wanita setengah baya itu mengaku nyaman dan betah tinggal di Jakarta. Dia pun bertahan di rumah kontrakannya ketika penduduk di Waduk Pluit satu per satu memilih masuk rusun yang disediakan Pemprov. Dia juga tetap pada kata-katanya, tak kembali ke tanah kelahirannya.
"Jakarta udah kayak kampung sendiri, Mbak. Sama tetangga juga udah deket, udah kayak saudara sendiri gitu. Kerjaan juga macem-macem. Nyaman saja gitu. Saya juga ketemu sama laki (suami) saya di Jakarta," tuturnya kepada Kompas.com, Kamis (15/8/2013).
Hal senada juga disuarakan Santi, yang datang dari Tasikmalaya sejak tahun 2000. Jika Kamiyati nekat ke Jakarta sendiri, maka Santi merantau memang karena ikut suami yang bekerja di Muara Karang. Meski hanya tinggal di rumah mengurus anak-anaknya, dia mengaku betah tinggal di Jakarta.
"Kalau mau hiburan, gampang. Kita tinggal ke Monas atau Ancol saja, yang murah meriah. Atau enggak, sekadar keliling Jakarta saja juga sudah senang. Terus kerjaan juga ada, walaupun istilahnya cuma kerja di pabrikan atau jadi kuli aja," ujarnya.
Selain itu, dia betah tinggal di Jakarta karena peluang membuat usaha sangat besar. "Saya dari tahun 1989 sudah di Jakarta. Saya dari dulu usaha warungan (warung makan). Alhamdulillah sih, walaupun makin banyak saingannya, tapi masih ada aja yang beli. Kan semua orang butuh makan," ujarnya sambil melayani orang yang makan di warungnya.
Operasi yustisi yang kerap dilakukan Pemprov DKI Jakarta pasca-Lebaran tak pernah menyentuh mereka. Mereka pun bertahan bertahun-tahun tinggal di Jakarta, meski tinggal di bangunan tanpa IMB. Bagi mereka, yang terpenting bisa nyaman dan ikut menikmati Jakarta yang serba ada.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.