Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudah Terima Rp 10 Juta, Menyesal Tak Tinggalkan Waduk Pluit

Kompas.com - 21/08/2013, 14:19 WIB
Ratih Winanti Rahayu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebagian besar warga Blok G RT 019/RW 017, Kelurahan Penjaringan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, menolak mengosongkan rumahnya untuk program normalisasi Waduk Pluit. Namun, ada juga yang menyesal karena tak mau pindah.

"Saya menyesal enggak dari dulu-dulu pindahnya. Saya sebenarnya sudah ditawari rusun Muara Angke dari dulu. Tapi karena enggak enak sama warga lainnya, saya ikut-ikut warga saja bertahan di sini. Eh, sekarang malah kehabisan kan rusunnya," kata Dewi, warga Blok G RT019/RW 017, Penjaringan, saat ditemui di rumahnya, Rabu (21/8/2013).

Dewi mengaku sudah menerima uang ganti rugi sebesar Rp 10 juta dan akan segera mengosongkan rumahnya. Selain itu, ibu dua anak tersebut sudah mendaftarkan diri untuk mendapatkan rusun di Muara Angke.

"Saya sadar ini bukan tanah saya. Jadi mendingan saya pergi saja daripada digusur-gusur. Saya sudah terima uangnya, terus langsung buat bayaran kuliah anak-anak saya. Saya juga sudah cari kontrakan sementara di depan sana," ujarnya.

Normalisasi Waduk Pluit dilakukan untuk mengembalikan fungsi waduk itu sebagai penampung air. Normalisasi itu terhambat oleh keberadaan permukiman liar di bantaran waduk. Luas pemukiman liar itu telah mengurangi 20 persen luas area Waduk Pluit tersebut.

Saat ini Waduk Pluit telah dikeruk karena mengalami pendangkalan. Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo telah membuat ruang terbuka hijau di sisi barat waduk. Beberapa bibit pohon telah ditanam di lahan tersebut. Bibit pohon yang ditanam rata-rata setinggi 3 meter. Ada lebih dari 12 jenis pohon, semuanya khas pesisir, seperti pohon anggur laut (Coccoloba uvifera), kalpataru/keben (Barringtonia asiatica), trembesi (Samanea saman), dan ficus daun kecil (Ficus lyrata).

Ada pula pohon jati (Tectona grandis) yang berjejer dan tumbuh lebih dari tiga tahun dengan tinggi tak kurang dari 5 meter. Pohon baru ditanam dengan jarak khusus dan kedalaman lubang beragam, selang-seling bersisian dengan beton selebar 3,5 meter yang dibangun khusus untuk jalan inspeksi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com