Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki: Kalau DPRD Telat, Kita Telat

Kompas.com - 27/08/2013, 23:46 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyerahkan sepenuhnya pengesahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan 2013 kepada DPRD DKI. Pemerintah Provinsi DKI menunggu keputusan DPRD dan berharap pengesahan APBD Perubahan bisa terwujud pada 1 Oktober.

"Haknya DPRD, kalau DPRD telat, ya kita telat. Yang berkuasa DPRD, kan," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Selasa (27/8/2013).

Menurut Basuki, pemerintah selaku lembaga eksekutif telah rutin bertemu dengan Badan Anggaran DPRD untuk membahas permasalahan pengesahan APBD-P DKI itu. Tim eksekutif itu disebut dengan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Pemprov DKI, yang terdiri atas Kepala Badan Perencana dan Pembangunan Daerah (Bappeda) DKI, Sekretaris Daerah, dan Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah DKI.

Kepala Bappeda DKI Sarwo Handayani menargetkan APBD Perubahan itu sudah dapat disahkan DPRD DKI pada 1 Oktober. Target itu telah mendapat rekomendasi dari Kementerian Dalam Negeri. Saat ini, menurut dia, pihak legislatif dan eksekutif masih harus menyesuaikan keseimbangan anggaran dan kebutuhan kebijakan. Apabila pengesahan APBD-P DKI 2013 ini terlambat, lanjutnya, tidak akan terlalu memengaruhi jalannya program-program unggulan Pemprov DKI. Sebagian program unggulan itu telah terpenuhi oleh APBD DKI 2013.

"Kita tidak bisa menambah program lagi di APBD-P. Kami tetap fokus di program macet dan banjir agar tepat sasaran," kata Yani.

Pemprov DKI Jakarta secara resmi menyerahkan Kebijakan Umum Anggaran Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (KUAPPAS) APBD Perubahan DKI 2013 kepada DPRD DKI pada Jumat (26/7/2013). Pemprov DKI menambahkan anggaran sekitar Rp 89,59 miliar sehingga, jika disetujui, APBD Perubahan 2013 menjadi Rp 50,069 triliun.

Perubahan anggaran yang sedemikian kecil itu akibat sebagian Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD) DKI mengembalikan anggaran yang tidak terserap. Adapun anggaran pengembalian SKPD ke kas daerah mencapai Rp 2,08 triliun.

Anggaran itu akan digunakan untuk penyertaan modal pemerintah (PMP) ke tiga BUMD DKI, yakni Bank DKI, PT Jakarta Propertindo, dan PT Sarana Jaya. Rencananya PMP untuk Bank DKI sebesar Rp 900 miliar, PT Jakpro sebesar Rp 1,4 triliun, dan PD Sarana Jaya sebesar Rp 130 miliar. Namun, DPRD DKI cenderung menyetujui PMP sebesar Rp 750 miliar untuk PT Jakpro dan Rp 150 miliar kepada PD Sarana Jaya. DPRD tidak berkenan dengan alokasi anggaran ke Bank DKI. DPRD DKI menginginkan agar sisa anggaran Rp 1,5 triliun itu dialokasikan untuk program-program dinas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemkot Jaksel Sidak Dua Restoran di Melawai yang Dikeluhkan Warga Sebabkan Parkir Liar

Pemkot Jaksel Sidak Dua Restoran di Melawai yang Dikeluhkan Warga Sebabkan Parkir Liar

Megapolitan
Senangnya Laim, Tak Perlu Lagi Timba Air 40 Liter di Sumur Tua Hutan Setiap Hari

Senangnya Laim, Tak Perlu Lagi Timba Air 40 Liter di Sumur Tua Hutan Setiap Hari

Megapolitan
Kesaksian Jemaat soal Perselisihan Penggunaan Gereja di Cawang yang Berujung Bentrok

Kesaksian Jemaat soal Perselisihan Penggunaan Gereja di Cawang yang Berujung Bentrok

Megapolitan
Terkait PPDB di Jakarta, Disdik DKI Diminta Evaluasi Kuota dan Jangkauan Jalur Zonasi

Terkait PPDB di Jakarta, Disdik DKI Diminta Evaluasi Kuota dan Jangkauan Jalur Zonasi

Megapolitan
PPDB 'Online' Diklaim Efektif Cegah Adanya 'Siswa Titipan'

PPDB "Online" Diklaim Efektif Cegah Adanya "Siswa Titipan"

Megapolitan
Putusan Bawaslu: Dharma Pongrekun-Kun Wardana Boleh Perbaiki Berkas Pencalonan Pilkada Jakarta

Putusan Bawaslu: Dharma Pongrekun-Kun Wardana Boleh Perbaiki Berkas Pencalonan Pilkada Jakarta

Megapolitan
Polisi Identifikasi Provokator Pembakar Panggung Konser Lentera Festival Tangerang

Polisi Identifikasi Provokator Pembakar Panggung Konser Lentera Festival Tangerang

Megapolitan
Kapolres Depok Bakal Razia Ponsel Anggotanya demi Cegah Judi Online

Kapolres Depok Bakal Razia Ponsel Anggotanya demi Cegah Judi Online

Megapolitan
Warga Melawai Keluhkan Kegaduhan Aktivitas Restoran dan Parkir Liar di Sekitar Permukiman

Warga Melawai Keluhkan Kegaduhan Aktivitas Restoran dan Parkir Liar di Sekitar Permukiman

Megapolitan
Tak Perlu Lagi ke Sumur Tua, Warga Desa Lermatang Akhirnya Bisa Merasakan Air Bersih Bantuan Kemensos

Tak Perlu Lagi ke Sumur Tua, Warga Desa Lermatang Akhirnya Bisa Merasakan Air Bersih Bantuan Kemensos

Megapolitan
Aksi Teatrikal Demo Tolak Tapera Aliansi BEM Bogor, Tampilkan Karikatur Jokowi dan Tabur Bunga

Aksi Teatrikal Demo Tolak Tapera Aliansi BEM Bogor, Tampilkan Karikatur Jokowi dan Tabur Bunga

Megapolitan
Aksi Dina Ukur Jarak Rumah ke SMA Depok Pakai Meteran, Terpaut 120 Meter tapi Anaknya Tak Lolos PPDB

Aksi Dina Ukur Jarak Rumah ke SMA Depok Pakai Meteran, Terpaut 120 Meter tapi Anaknya Tak Lolos PPDB

Megapolitan
PPDB Jalur Zonasi, Ketua Posko Wilayah 2 Jaksel: Calon Siswa Minimal Harus Tinggal 1 Tahun

PPDB Jalur Zonasi, Ketua Posko Wilayah 2 Jaksel: Calon Siswa Minimal Harus Tinggal 1 Tahun

Megapolitan
Nakes RSUD Koja Demo karena Gaji ke-13 Dipotong

Nakes RSUD Koja Demo karena Gaji ke-13 Dipotong

Megapolitan
Siasat Preman yang Getok Tarif Parkir ke Bus Wisata: Buntuti dan Adang Bus, lalu Larang Parkir di Stasiun Gambir

Siasat Preman yang Getok Tarif Parkir ke Bus Wisata: Buntuti dan Adang Bus, lalu Larang Parkir di Stasiun Gambir

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com