Said (46), Ketua RT 06, mengaku warga sekitar tidak punya pilihan. Sebab, rumah penduduk sangat padat. Akses jalan pun kurang dari satu meter dan minim sirkulasi udara. Matahari juga sulit menembus ke dalam sehingga tempat menjemur pakaian sulit didapat.
"Di beberapa RT memang padat sekali penduduknya. Contohnya RT 01, bisa sampai 300 KK, makanya tidak ada ruang untuk menjemur," ujar Said kepada Kompas.com, di Manggarai, Jakarta Selatan, Kamis (26/9/2013).
Biasanya, warga yang menjemur pakaian ke pagar taman tidak memiliki halaman rumah, ataupun lantai dua sehingga pagar taman itu menjadi satu-satunya pilihan.
Di pagar taman, tidak hanya terdapat jemuran pakaian. Bantal dan guling juga dijemur di sana. Sementara di dalam taman, terdapat gerobak pedagang ditempatkan berdampingan dengan kandang ayam dan kandang burung.
Said mengatakan, memang sejak dulu keadaannya seperti itu. Sempat pemerintah daerah menegur mereka, tetapi hanya manjur beberapa hari saja. Setelah itu, kondisi kembali seperti semula. Biasanya, teguran datang menjelang ajang Adipura.
Ratih (35), ibu rumah tangga yang tinggal dekat taman, mengaku terpaksa menjemur di taman tersebut. Dia bingung mau menjemur di mana sebab tak punya halaman apalagi rumah berlantai dua.
Menurut Said, saking sempitnya, masih ada juga warga yang tidak memiliki kamar mandi di dalam rumah. Mereka masih ada yang menggunakan air dari Kali Ciliwung untuk keperluan sehari-hari.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.