Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Tak Setuju Jokowi Ubah Bentuk Bangku Taman

Kompas.com - 20/10/2013, 17:44 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Beberapa warga mengungkapkan ketidaksetujuannya terhadap rencana Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, yang hendak mengubah bentuk bangku taman yang ada saat ini.

Ari (34) mengungkapkan bahwa bangku taman yang ada saat ini bentuknya sudah baik dan nyaman. Dia pun menyayangkan, jika bangku diubah, dia tidak bisa lagi bersantai bersama keluarganya.

"Yang sekarang sudah enak buat keluarga, masak nanti jadinya kita duduk sendiri-sendiri," ujar Ari yang bersantai di Taman Suropati bersama istri dan kedua anaknya, Minggu (20/10/2013).

Selain itu, kata Ari, bangku taman yang ada saat ini sangat membantu para pejalan kaki. Hal itu karena para pejalan kaki bisa beristirahat sejenak jika lelah berjalan.

Hal yang sama juga disampaikan Catur (26). Menurutnya, alangkah lebih baik, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, di area sekitar bangku taman diberi penerangan yang cukup.

"Lebih baik diberi lampu, kan jadinya orang yang duduk-duduk lebih kelihatan daripada bangkunya yang diubah," ucap Ari yang sedang bersama teman wanitanya.

Sementara Julianto (26) berujar bahwa perbuatan mesum dapat terjadi dari watak masing-masing orang. Dia menolak jika hanya karena bangku taman, orang jadi berpikiran untuk berbuat mesum.

"Mau ubah jadi single (satu tempat duduk) atau pasang lampu, tetap saja kalau orang dari sananya sudah begitu (berwatak mesum) ya enggak bisa diubah," katanya.

Namun, Julianto menyarankan, apabila Jokowi ingin membuat bangku taman yang hanya muat satu orang, silakan dibuat saja, tetapi tidak mengubah bangku yang ada saat ini.

Jokowi memang berencana untuk mengubah bentuk bangku taman yang ada di Jakarta, dari yang saat ini bisa dimuat dua orang dewasa menjadi hanya bisa dimuat satu orang. Sebab, bangku taman yang didatangkan dari Solo tersebut sering digunakan untuk tidur oleh para tunawisma, pacaran oleh muda mudi, dan bahkan untuk pangkalan ojek.

Saat ini, bangku taman tersebar di beberapa tempat, seperti di trotoar Jalan Jenderal Sudirman, Jalan MH Thamrin, Jalan Jenderal Gatot Subroto, Jalan S Parman, Jalan HR Rasuna Said, Taman Suropati, dan Kawasan Tugu Monas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com