"Kita mau bagusin semua gedung sekolah, ini kita lagi kebut, sekolah negeri dulu," kata Basuki di acara Lokakarya Pembelajaran Implementasi Sekolah Aman Komprehensif, Balaikota Jakarta, Kamis (14/11/2013).
Menurut Basuki, tak sedikit sekolah yang terletak di wilayah rawan banjir. Apabila daerah itu terkena dampak banjir, maka gedung sekolahnya pun terkena banjir. Terendamnya gedung sekolah oleh banjir itu akan berdampak pada kegiatan belajar mengajar (KBM) para peserta didik.
Akibat banjir itu, kata Basuki, bukan tidak mungkin gedung sekolahnya akan ambruk sebab masih banyak gedung sekolah yang dibangun dengan bahan-bahan yang tidak berkualitas tinggi. Misalnya saja kayu yang masih mudah termakan oleh rayap, bangunan sekolah yang tidak diberikan antirayap, dan sebagainya.
Ke depannya, Basuki menginginkan semua gedung sekolah menggunakan baja ringan. "Sekarang paling banyak itu pakai atap plafon. Itu yang membuat bahaya, sekolah rata-rata ambruk karena bahan baku bangunan," kata Basuki.
Targetnya, semua sekolah negeri dari tingkat SD hingga SMA akan diperbaiki bangunannya supaya tidak rawan ambruk. Tercatat, ada sekitar 30 persen bangunan sekolah di Jakarta dalam posisi yang tidak layak pakai.
Sambil menunggu perbaikan dengan baja ringan, Pemprov DKI juga akan menyiapkan alokasi anggaran untuk pemeliharaan rayap dalam APBD DKI. Selain itu, bahan bangunan untuk perbaikan gedung sekolah akan dimasukkan dalam e-catalog. Namun, pembelian alat melalui e-catalog masih diprioritaskan untuk pembelian bus dan alat berat untuk penanganan banjir.
Politisi Partai Gerindra itu menilai, bahaya bencana tidak hanya mengancam para siswa di lingkungan sekolah saja, melainkan dalam perjalanan dari rumah menuju sekolah dan sebaliknya. Oleh karena itu, Pemprov DKI melakukan penataan dunia pendidikan dengan cara siswa menempuh pendidikan di sekolah yang dekat dengan domisilinya.
"Kita ingin penataan. Untuk mereka yang tidak mampu kita dorong ke rusun, sistem sekolah yang lebih dekat dengan naik sepeda dan jalan kaki. Kalau sekarang jalan kaki, lagi menunggu di trotoar saja bisa ditabrak Xenia. Tapi, kita sudah kebut untuk tingkatkan keselamatan anak didik kita," ujar Basuki.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.