Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sungai Meluap, DKI Kebut Pemasangan Turap

Kompas.com - 15/11/2013, 21:37 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Saat hujan datang, sungai-sungai di Jakarta meluap dan membanjiri kawasan di sekitarnya. Hal itu disebabkan karena tinggi permukaan sungai dan daratan Ibu Kota tidak sebanding. Menyadari hal tersebut, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mempercepat pemasangan turap.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama berupaya meninggikan permukaan sungai melalui pemasangan turap di dinding sungai. "Kenyataannya, permukaan tanah Jakarta tiap tahun turun beberapa senti. Kita mesti meninggikan permukaan sungai pakai turap dan kita percepat," kata Basuki, di Balaikota Jakarta, Jumat (15/11/2013).

Pemasangan turap itu juga berfungsi menambah kapasitas daya tampung air di sungai tersebut. Saat ini, kata Basuki, Pemprov DKI telah melakukan pemasangan turap di beberapa sungai Jakarta. Hanya saja, upaya tersebut masih belum optimal. Baru beberapa sungai di Jakarta yang telah ditinggikan permukaannya dengan turap.

Salah satu hambatan pemasangan turap itu karena jalan inspeksi bantaran kali kebanyakan telah diduduki oleh warga. "Pemasangan turap itu kan mesti pakai alat berat untuk memancangnya. Masalahnya sekarang, kita susah masukin alat ini karena sudah didudukin warga," ucap Basuki.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta Manggas Rudy Siahaan mengatakan, rendahnya permukaan tanah dibandingkan dengan tinggi sungai menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya banjir di Jakarta dan sekitarnya.

Seperti yang terjadi di kawasan Ciledug, Kamis kemarin, banjir mencapai ketinggian 1 meter. Akar permasalahan banjir di Ciledug disebabkan karena meluapnya Kali Pesanggrahan, di mana permukaan sungai di beberapa titik lebih tinggi dari daratan. Dengan demikian, Kali Pesanggrahan perlu diturap agar permukaan sungai naik dan air tidak meluap.

Menurut Manggas, panjang Kali Pesanggrahan itu mencapai 29 kilometer dengan kondisi yang cukup mengkhawatirkan. "Selain perlu ditinggikan, kali ini perlu dikeruk karena adanya pendangkalan sedimen dan pelebaran sungai. Tapi ya itu tadi, kita kesulitan kita masukin alat berat ke sungai," kata Manggas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran Mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran Mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut di Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut di Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi di Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com