Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki: (Warga) Jakarta Itu Lucu, Sudah Salah Terus Saja Merasa Benar

Kompas.com - 20/11/2013, 11:09 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Persoalan Jakarta begitu kompleks. Persoalan permukiman kumuh, kemacetan, banjir, tata ruang yangsemrawut, tak jarang berakar pada para pelanggar hukum yang merasa dirinya selalu benar. Tak mudah menertibkan mereka.

Peliknya persoalan Jakarta ini disampaikan Waki Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama di Balaikota Jakarta, Rabu (20/11/2013). Ia mengisahkan soal perseteruannya dengan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia saat relokasi warga di sekitar Waduk Pluit. Basuki tak habis pikir Komnas HAM berpihak pada para pelanggar hukum.


"Dikasih rusun saja dibilang melanggar HAM, kalau enggak ada rumah susun, mungkin Komnas HAM pimpin nginap di Balaikota. Jakarta itu lucu, sudah salah terus saja merasa benar," kata Basuki.  

Persoalan lain, menyangkut soal izin mendirikan bangunan. Banyak bangunan di Jakarta, kata dia, tak memiliki izin. Tak cuma tak memiliki izin, tak sedikit bangunan di Jakarta yang berdiri di atas jalan inspeksi.

Basuki menyatakan akan membongkar bangunan liar di lahan yang seharusnya menjadi jalan inspeksi. Selalu terjadi, masyarakat yang mengabaikan ketentuan malah protes keras saat rumah mereka dihancurkan.

"Kalau kena, pasti kita bongkar. Tapi kalau ada surat hak milik atau sertifikat, enggak bisa kita bongkar. Itu yang jadi masalah kita," kata Basuki.

Demi mengembalikan tata kota Jakarta yang sudah bertahun-tahun semrawut, Basuki mengatakan, tak akan berkompromi dengan warga yang menolak untuk direlokasi dari bantaran ke rusun yang telah disediakan Pemprov DKI. Mereka juga tidak akan diberikan uang kerahiman atau uang ganti rugi.

"Jangan meminta uang kerahiman kepada kami karena lahan yang anda duduki itu lahan negara. Ini demi kepentingan negara," ujar Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Megapolitan
Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Megapolitan
Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Megapolitan
Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Megapolitan
Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Megapolitan
'Update' Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

"Update" Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

Megapolitan
Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Megapolitan
Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Megapolitan
Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Megapolitan
Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Megapolitan
Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin 'Jogging Track'

Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin "Jogging Track"

Megapolitan
Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com