Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DKI Terimbas Hujan Bogor, Basuki Minta Aher Rekayasa Cuaca

Kompas.com - 26/11/2013, 15:44 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Pemprov DKI Jakarta sudah meminta Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) untuk melakukan rekayasa cuaca. Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengimbau Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan juga berkirim surat yang sama kepada BPPT.

"Nah, ini mesti menyamakan persepsi apakah Gubernur Jabar yang bikin surat atau kita karena cuaca ekstrim itu kan bukan di sini, tapi di Bogor dan airnya itu jatuh ke kita," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Selasa (26/11/2013).

Rencananya, Pemprov DKI Jakarta baru akan berkirim surat kepada BPPT untuk melakukan rekayasa cuaca pada Desember mendatang. Menurut Basuki, pada Desember itulah puncak musim hujan di Jakarta.

Kendati demikian, apabila cuaca tidak ekstrem dan kondisinya belum darurat, maka DKI urung meminta BPPT melakukan rekayasa cuaca. "Masalahnya sekarang ini yang kondisinya darurat, hujan gede di Bogor, dan kita mesti samakan persepsi dulu. Karena hujan di Bogor, jatuhnya ke kita sebagai hilir," kata Basuki.

Rekayasa cuaca itu dilakukan sebab pengerjaan normalisasi di sungai dan waduk belum optimal. Surat itu rencananya akan dilayangkan oleh Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo kepada BPPT dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Nantinya, melalui rekayasa cuaca itu, hujan dapat dialihkan dan didorong ke arah laut supaya tidak turun deras di Jakarta. Bendungan raksasa atau giant sea wall, kata dia, tidak bisa dibuat dalam satu atau dua hari. Oleh karenanya, rekayasa cuaca semacam itulah yang akhirnya dipilih. Ia berharap, upaya tersebut dapat mengurangi intensitas hujan hingga puncak musim hujan terlewati.

Menurut ramalan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), puncak hujan Jakarta akan terjadi pada Januari-Februari mendatang. Untuk membuat teknologi rekayasa cuaca itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan menggelontorkan dana sebesar Rp 18 miliar yang akan diambil dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) DKI.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com