Hal ini dilakukan untuk menormalisasi saluran air yang memiliki lebar 3 meter itu. Pasalnya, endapan lumpur yang berada di kawasan tersebut sudah mengendap dan mengakibatkan banjir ketika hujan tiba.
Berdasarkan pantauan di lapangan, pelataran rumah, tempat parkir salah satu minimarket, serta toko-toko yang dibangun di atas saluran air mulai dihancurkan. Sepanjang 800 meter, banyak sekali warga yang menutup saluran air dengan bangunan permanen.
Menyusul pembongkaran tersebut, kebanyakan warga hanya bisa pasrah. Mereka mengklaim mendukung program normalisasi saluran itu asalkan dalam pembongkaran bangunan permanen itu tidak ada pilih kasih.
Menurut Sri Minarti (39), warga RT 10/RW 07 Jalan Cempaka Baru Barat Ujung, bangunan permanen di atas saluran itu sudah ada sejak 25 tahun lalu. Dia membangun bangun permanen itu karena kondisi rumahnya kecil dan tidak ada ruangan untuk berjualan.
"Soalnya rumah saya cuman berukuran 3 x 5 meter, jadi ambil saluran air untuk dagang. Saya sih mendukung saja asalkan tidak tebang pilih dalam pembongkaran," kata wanita yang sehari-hari bekerja sebagai pedagang nasi goreng itu.
Selama ini, kata Sri, pembongkaran yang dilakukan petugas dari Kecamatan Kemayoran serta Kelurahan Harapan Mulia dilakukan kepada orang-orang kecil saja. Sementara banyak bangunan milik orang kaya yang belum dibongkar.
"Pembongkarannya nggak merata. Jadi, kita tanda tanya, ada apa ini. Kok malah masyarakat kecil yang dibongkar duluan. Padahal, kan ini saya susah buat dagang," katanya.
Sementara itu, Ketua RT 10/ RW 07 Sumarnio (65) mengaku, sosialisasi terkait rencana normalisasi saluran air itu sudah diberi tahu oleh pihak kelurahan dan kecamatan. Lokasi tersebut dipilih lantaran setiap hujan dua jam saja, otomatis lokasi tersebut banjir. Hal ini disebabkan endapan lumpur yang sudah semakin parah.
"Tadinya kedalaman saluran air sekitar dua meter, tapi karena puluhan tahun tidak pernah dikeruk, sekarang tinggal 50 sentimeter," kata Sumarnio.
Menurutnya, sebagian besar warga setuju dengan pembongkaran tersebut, tetapi tidak tebang pilih. Dia menjelaskan banyak warga yang mengeluhkan masih banyak bangunan yang belum dibongkar. Akan tetapi, dia memahami karena proses pembongkarannya butuh waktu.
"Sudah saya jelaskan kepada warga kalau pembongkaran bangunan di atas saluran air butuh waktu. Yang belum dibongkar karena mereka butuh waktu untuk membereskan barang-barangnya. Warga juga kebanyakan membongkar sendiri, tapi kalau membutuhkan alat berat jadi dibantu petugas," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.