Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menara Syah Bandar Terancam Kendaraan Berat

Kompas.com - 16/12/2013, 11:42 WIB
Dian Fath Risalah El Anshari

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Kendaraan bermuatan berat kerap melintas di sekitar kawasan Kota Tua. Ada kekhawatiran, keberadaan kendaraan berbobot tersebut akan mengganggu kelestarian bangunan cagar budaya di kawasan seluas 846 meter persegi, seperti Menara Syah Bandar, museum bahari yang terletak tepat di sebelah pintu air pasar ikan di tepi Jalan Pakin, Penjaringan, Jakarta Utara.

Saat ini, kondisi Menara Syah Bandar mengalami kemiringan mencapai lima derajat. Getaran kendaraan berat yang melintas dikhawatirkan semakin merusak fondasi menara tersebut. Hal tersebut tentu dapat dicegah bila diberlakukan sterilisasi kendaraan sekitar layaknya menara condong di Italia, Pisa.

Walaupun pada tahun depan direncanakan kawasan Kota mendapat sertifikat World Heritage dari UNESCO, tetapi di wilayah itu belum ada kebijakan sterilisasi dari kendaraan berat. Hingga kini, ratusan kendaraan bermuatan berat seperti kontainer dan truk trailer melintas dengan bebas di jalan yang merupakan akses ke Pelabuhan Sunda Kelapa tersebut.

Kepala Seksi Koleksi Museum Bahari Muhammad Isa Ansyari mengatakan, saat truk trailer lewat, terasa menggetarkan bangunan yang dibangun sejak 1652 itu. Menurutnya, walaupun struktur dinding memiliki ketebalan sekitar 50 cm, tetap saja terpengaruh getaran dari kendaraan berat yang melintas.

"Coba saja naik, kalau trailer lewat juga akan terasa bangunannya bergetar. Kemiringan struktur bangunannya sampai lima derajat juga tidak lepas karena faktor tersebut," ujar Isa di Museum Bahari, Jakarta Utara, Senin (16/12/2013).

Hal senada juga diungkapkan Kepala Unit Pengelola Kawasan Kota Tua Gathut Dwihastoro. Menurutnya, masih sering melintasnya kendaraan-kendaraan di sekitar kawasan Kota Tua berpengaruh terhadap struktur bangunan.

"Kita diuntungkan dengan fondasi yang dibangun oleh bangsa Belanda menggunakan sejenis kayu yang tahan air, sehingga semakin basah, semakin kuat," katanya.

Namun demikian, Gathut berharap bangunan yang masuk dalam Zona 1 dari 5 zona di kawasan Kota Tua itu dapat dijaga seperti Menara Pisa yang struktur bangunannya condong, tetapi tetap bertahan kemiringannya. Hal itu terjadi karena kawasan di sekitarnya diberlakukan sterilisasi dari kendaraan yang melintas.

"Kita dulu pernah mengusulkan di tingkat dinas atau wilayah. Kita berharap, dengan Gubernur baru dapat terealisasi, karena saya kira Pak Jokowi termasuk orang yang peduli terhadap budaya," ujarnya sambil menjelaskan bahwa menara tersebut pernah menjadi bangunan tertinggi di Batavia, bahkan pernah menjadi titik nol kilometer di Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri May Day Fiesta, Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri May Day Fiesta, Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Massa Buruh Nyalakan 'Flare' dan Kibarkan Bendera di Monas

Massa Buruh Nyalakan "Flare" dan Kibarkan Bendera di Monas

Megapolitan
Ribuan Buruh Ikut Aksi 'May Day', Jalanan Jadi 'Lautan' Oranye

Ribuan Buruh Ikut Aksi "May Day", Jalanan Jadi "Lautan" Oranye

Megapolitan
Bahas Diskriminasi di Dunia Kerja pada Hari Buruh, Aliansi Perempuan: Muka Jelek, Eh Tidak Diterima...

Bahas Diskriminasi di Dunia Kerja pada Hari Buruh, Aliansi Perempuan: Muka Jelek, Eh Tidak Diterima...

Megapolitan
Ribuan Polisi Amankan Aksi 'May Day', Kapolres: Tidak Bersenjata Api untuk Layani Buruh

Ribuan Polisi Amankan Aksi "May Day", Kapolres: Tidak Bersenjata Api untuk Layani Buruh

Megapolitan
Korban Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan, Jasad Mengapung 2,5 Kilometer dari Titik Kejadian

Korban Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan, Jasad Mengapung 2,5 Kilometer dari Titik Kejadian

Megapolitan
Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang, Lalin Sempat Tersendat

Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang, Lalin Sempat Tersendat

Megapolitan
Jalanan Mulai Ditutup, Ini Rekayasa Lalu Lintas di Jakarta Saat Ada Aksi 'May Day'

Jalanan Mulai Ditutup, Ini Rekayasa Lalu Lintas di Jakarta Saat Ada Aksi "May Day"

Megapolitan
Massa Aksi 'May Day' Mulai Berkumpul di Depan Patung Kuda

Massa Aksi "May Day" Mulai Berkumpul di Depan Patung Kuda

Megapolitan
Rayakan 'May Day', Puluhan Ribu Buruh Bakal Aksi di Patung Kuda lalu ke Senayan

Rayakan "May Day", Puluhan Ribu Buruh Bakal Aksi di Patung Kuda lalu ke Senayan

Megapolitan
Pakar Ungkap 'Suicide Rate' Anggota Polri Lebih Tinggi dari Warga Sipil

Pakar Ungkap "Suicide Rate" Anggota Polri Lebih Tinggi dari Warga Sipil

Megapolitan
Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi 'May Day'

Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi "May Day"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com