Rencananya, tiga waduk tersebut akan diprioritaskan pembangunannya pada bulan ini, yakni waduk di wilayah Rorotan, Marunda, dan Cengkareng.
"Anggarannya masih belum bisa diprediksi. Yang pasti, tiga waduk kami targetkan selesai di tahun 2015," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta Manggas Rudy Siahaan di Balaikota Jakarta, Senin (3/2/2014).
Sementara pembangunan waduk lainnya terletak di sekitar Kali Tunjungan dengan luas 90 hektar, di Cengkareng dengan luas 120 hektar, di Cakung dan Cilincing dengan luas 20 hektar sampai 50 hektar, dan di bagian selatan daerah Pantai Indah Kapuk dengan luas 30 hektar.
Sebagian besar pembangunan sembilan waduk itu, kata Manggas, dibangun di wilayah Jakarta Utara, Jakarta Timur, dan Jakarta Barat. Waduk-waduk itu akan digunakan sebagai penampung dari saluran-saluran penghubung di sekitar waduk sebelum dialirkan ke laut.
Manggas menjelaskan, sembilan waduk baru itu mampu menampung debit air sebanyak 3,4 juta meter kubik tiap satu meter kedalaman waduk. Apabila rata-rata kedalaman waduknya itu lima meter, debit air yang tertampung mencapai 17 juta meter kubik. Karena itu, ia meyakini waduk-waduk baru ini mampu mengurangi timbulnya titik-titik genangan di Jakarta secara signifikan.
Menurut anggota Komisi D (bidang pembangunan) DPRD DKI Jakarta M Sanusi, kebutuhan anggaran untuk penyediaan lahan kesembilan waduk ini diperkirakan sekitar Rp 180 miliar. Biaya pengerukannya diperkirakan membutuhkan anggaran mencapai Rp 200 miliar.
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengatakan, pembangunan tiga waduk pada awal pelaksanaan itu direncanakan rampung dalam jangka waktu satu tahun. Sementara, penyelesaian seluruh waduk dalam jangka waktu dua tahun.
Melalui pembangunan sembilan waduk, normalisasi waduk, serta pembangunan Waduk Ciawi dan Sukamahi, Jokowi meyakini dapat mengurangi hingga 40 persen titik banjir. "Yang penting, kita jangan masuk ke perencanaan terus, langsung ke pelaksanaan. Anggarannya juga saya enggak hafalin," ujarnya.
Pembangunan waduk ini sebagian besar dilakukan dengan mengubah lahan ruang terbuka hijau (RTH) sehingga Pemprov DKI tidak banyak lagi melakukan pembebasan lahan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.