Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kadis Damkar DKI Minta Tambahan Personel

Kompas.com - 28/02/2014, 07:09 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
— Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Damkar dan PB) DKI mengaku tak memiliki personel dengan jumlah ideal. Kepala Dinas Damkar dan PB DKI Subejo mengatakan, saat ini jumlah anggota pemadam kebakaran sebanyak 2.900 personel.

"Padahal, idealnya di DKI Jakarta butuh 4.000 personel," kata Subejo dalam konferensi pers yang digelar di Jalan Zainul Arifin, Jakarta, Kamis (27/2/2014).

Jumlah personel itu berkurang jika dibandingkan tahun 2012 lalu yang mencapai sekitar 3.200 orang. Dia berharap agar Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN dan RB) beserta Badan Kepegawaian Daerah (BKD) DKI membuka formasi sebanyak-banyaknya untuk lowongan ini.

Persyaratan pendidikan pun tidak dipatok terlalu tinggi. Masyarakat dengan pendidikan terakhir SMA telah dapat mendaftar sebagai anggota pemadam kebakaran.

Selain itu, ia memerlukan pemberdayaan masyarakat untuk menutupi kekurangan personel tersebut. Dinas Damkar dan PB DKI juga akan melakukan pengawalan dan pendampingan kepada masyarakat ketika merespons suatu kejadian.

"Jadi untuk efektifnya memang harus masyarakat dulu yang berperan aktif dan melakukan aksi. Jadi, masyarakat kita latih, kita dampingi, nanti ada kolaborasinya," ujar Subejo.

Ada tiga tahap dalam proses pemadaman kebakaran. Fase pertama adalah persiapan, yaitu tahap laporan masuk ke Dinas Damkar dan PB hingga personel bersiap untuk menuju lokasi kebakaran.

Tahap kedua adalah tahap perjalanan. Pada tahap ini, sangat bergantung dengan kepadatan lalu lintas saat kebakaran. Dalam hal ini, Subejo meminta kerja sama dengan Polda Metro Jaya dan Dinas Perhubungan DKI. Sebab, mobil pemadam kebakaran termasuk salah satu kendaraan yang mendapat keistimewaan untuk dapat melintas di jalur transjakarta, bahu jalan, maupun menerobos lampu merah.

Tahap yang terakhir adalah tahap untuk mengeluarkan air. Menurut dia, salah satu kendala sulitnya memadamkan api karena lokasi sumber air yang jauh dan dangkal. Subejo pun telah meminta Dinas Pekerjaan Umum untuk meninggikan sungai dan mengeruk sampah yang ada di sumber air terdekat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua Posko PPDB Wilayah 2 Jaksel: Kuota Diatur Kemendikbud, tapi Bisa Ditambah lewat Pergub

Ketua Posko PPDB Wilayah 2 Jaksel: Kuota Diatur Kemendikbud, tapi Bisa Ditambah lewat Pergub

Megapolitan
Jeratan Hukum Ketua Panitia Konser Lentera Festival yang Diduga Gelapkan Uang Tiket Konser

Jeratan Hukum Ketua Panitia Konser Lentera Festival yang Diduga Gelapkan Uang Tiket Konser

Megapolitan
Buruh Berencana Gelar Aksi Tolak Tapera Lebih Besar dan Serentak, Libatkan Mahasiswa

Buruh Berencana Gelar Aksi Tolak Tapera Lebih Besar dan Serentak, Libatkan Mahasiswa

Megapolitan
Demo Tolak Tapera, Aliansi BEM Bogor Bawa Spanduk 'Tabungan Penderitaan Rakyat'

Demo Tolak Tapera, Aliansi BEM Bogor Bawa Spanduk "Tabungan Penderitaan Rakyat"

Megapolitan
Polisi Kerahkan 1.872 Personel Kawal Aksi Tolak Tapera di Depan Kemenkeu dan Patung Kuda

Polisi Kerahkan 1.872 Personel Kawal Aksi Tolak Tapera di Depan Kemenkeu dan Patung Kuda

Megapolitan
Jalur Sepeda di Senopati Jadi Lahan Parkir, Dishub Jaksel: Sudah Ditindak, tapi Tak Jera

Jalur Sepeda di Senopati Jadi Lahan Parkir, Dishub Jaksel: Sudah Ditindak, tapi Tak Jera

Megapolitan
2 Pria Curi Kabel PLN di Tambora, lalu Jual ke Lapak Barang Bekas di Kembangan Jakbar

2 Pria Curi Kabel PLN di Tambora, lalu Jual ke Lapak Barang Bekas di Kembangan Jakbar

Megapolitan
Rombongan Tiga Mobil yang 'Kabur' Usai Makan di Resto Depok Akhirnya Bayar Tagihan

Rombongan Tiga Mobil yang "Kabur" Usai Makan di Resto Depok Akhirnya Bayar Tagihan

Megapolitan
Tolak Tapera, Massa Gelar Aksi Teatrikal di Depan Patung Kuda

Tolak Tapera, Massa Gelar Aksi Teatrikal di Depan Patung Kuda

Megapolitan
Rumah Subsidi di Villa Kencana Cikarang Terbengkalai, Marketing: Karena Tak Dihuni dan Dirawat

Rumah Subsidi di Villa Kencana Cikarang Terbengkalai, Marketing: Karena Tak Dihuni dan Dirawat

Megapolitan
Supian-Intan Duet di Pilkada Depok, Imam Budi: Makin Banyak Calon, Makin Bagus

Supian-Intan Duet di Pilkada Depok, Imam Budi: Makin Banyak Calon, Makin Bagus

Megapolitan
Pembangunan Tahap Tiga Rumah Subsidi di Villa Kencana Cikarang Berlangsung Selama Tiga Bulan

Pembangunan Tahap Tiga Rumah Subsidi di Villa Kencana Cikarang Berlangsung Selama Tiga Bulan

Megapolitan
Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana Sempat Diperbolehkan Pulang dari RS, tapi Kembali Drop

Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana Sempat Diperbolehkan Pulang dari RS, tapi Kembali Drop

Megapolitan
Marketing Villa Kencana Cikarang Sebut Kualitas Rumah Subsidi Tak Bisa Disamakan dengan Komersial

Marketing Villa Kencana Cikarang Sebut Kualitas Rumah Subsidi Tak Bisa Disamakan dengan Komersial

Megapolitan
Tolak Tapera, Buruh Curiga Iuran Pekerja untuk Biayai Program Makan Siang Gratis dan IKN

Tolak Tapera, Buruh Curiga Iuran Pekerja untuk Biayai Program Makan Siang Gratis dan IKN

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com