Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tolak Pembangunan Mal, Warga Demo PT Pulomas Jaya

Kompas.com - 02/04/2014, 13:31 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Ratusan orang warga Kayu Putih yang tergabung dalam Front Masyarakat Peduli Lingkungan (FMPL) melakukan aksi unjuk rasa di depan area pembangunan Residence Pasadena di Jalan Pulomas Raya, Pulogadung, Jakarta Timur, Rabu (2/4/2014). Warga menolak pembangunan mal dan perumahan yang dilakukan oleh PT Pulomas Jaya.

Pantauan Kompas.com, aksi ini dilakukan warga sambil membawa sejumlah spanduk berisi protes. Warga juga membawa ondel-ondel dalam aksi penolakan yang digelar sekitar 300 warga tersebut.

Penolakan ini terjadi lantaran warga menganggap pembangunan dilakukan di atas lahan yang diperuntukkan bagi ruang terbuka hijau (RTH) dan daerah resapan air.

Lukman Hakim, koordinator aksi sekaligus ketua RW 03  warga setempat menyatakan, dampak yang dapat terjadi akibat pembangunan yang tengah dilakukan menurutnya dapat menyebabkan banjir bagi warga sekitar.

"Lahan yang seharusnya RTH saat ini sedang dibangun oleh PT Pulomas Jaya untuk pengembangan kawasan komersial yang lebih tinggi daripada lingkungan sekitar," ujar Lukman, kepada wartawan, disela-sela unjuk rasa, Rabu siang.

Menurutnya, area tersebut sebelumnya merupakan hutan kota. Namun, lokasi tersebut saat ini sedang dikembangkan untuk kawasan komersial. Pihaknya menyayangkan, sebab selain mengubah daerah tersebut menjadi tidak asri, dapat terjadi banjir periodik terutama pada RW 11 sampai RW 15. "Sementara kalau musim kemarau, airnya kering," ujar Lukman.

Lukman memaparkan, PT Pulomas pada zaman Gubernur Ali Sadikin mendapat amanat untuk mengelola lahan 300 hektar yang ada di dalam lokasi tersebut. Dalam amanat tersebut, lanjut Lukman, sekitar 20 persen diperbolehkan untuk membangun kawasan permukiman, sementara sisanya 80 persen lahan diperuntukkan bagi RTH.

"Tapi yang terjadi RTH itu dijadikan bangunan mal, apartemen, perumahan, dan lainnya," kata Lukman.

Dengan kejadian ini, pihaknya menyatakan akan menempuh langkah hukum dengan mengajukan uji materi terhadap perda yang mengubah lahan RTH di daerah Pulomas menjadi arena sentra binis. Pihaknya juga meminta agar Pemprov DKI mendesain ulang tata ruang wilayah Kayu Putih dan sekitarnya.

"Izin untuk bangunan komersial di kawasan ini harus dibatalkan. Harus diadakan moratorium kegiatan pembangunan gedung di lahan resapan air," ucap Lukman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sempat Sidak Alun-alun Bogor, Pj Wali Kota Soroti Toilet hingga PKL di Trotoar

Sempat Sidak Alun-alun Bogor, Pj Wali Kota Soroti Toilet hingga PKL di Trotoar

Megapolitan
Kisah Dian Bertahan Jadi Pelukis Piring, Karya Ditawar Murah hingga Lapak Diganggu Preman

Kisah Dian Bertahan Jadi Pelukis Piring, Karya Ditawar Murah hingga Lapak Diganggu Preman

Megapolitan
Dua Ormas Bentrok hingga Lempar Batu-Helm, Lalin Jalan TB Simatupang Sempat Tersendat

Dua Ormas Bentrok hingga Lempar Batu-Helm, Lalin Jalan TB Simatupang Sempat Tersendat

Megapolitan
Kisah Perantau Bangun Masjid di Kampung Halaman dari Hasil Kerja di Tanah Perantauan

Kisah Perantau Bangun Masjid di Kampung Halaman dari Hasil Kerja di Tanah Perantauan

Megapolitan
Uniknya Seni Lukis Piring di Bekasi, Bermodalkan Piring Melamin dan Pensil Anak SD

Uniknya Seni Lukis Piring di Bekasi, Bermodalkan Piring Melamin dan Pensil Anak SD

Megapolitan
Sapi Kurban Mengamuk Saat Hendak Disembelih di Tangsel, Rusak Tiga Motor Warga

Sapi Kurban Mengamuk Saat Hendak Disembelih di Tangsel, Rusak Tiga Motor Warga

Megapolitan
Suasana Mencekam di Pasar Minggu Sore Ini, Dua Ormas Bentrok Lempar Batu dan Helm

Suasana Mencekam di Pasar Minggu Sore Ini, Dua Ormas Bentrok Lempar Batu dan Helm

Megapolitan
PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil 'Survei Langitan'

PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil "Survei Langitan"

Megapolitan
Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Megapolitan
Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Megapolitan
Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Megapolitan
Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Megapolitan
Pengelola Rusunawa Marunda Bakal Pasang Alat Kontrol Patroli untuk Cegah Penjarahan Berulang

Pengelola Rusunawa Marunda Bakal Pasang Alat Kontrol Patroli untuk Cegah Penjarahan Berulang

Megapolitan
Menunggu Berjam-jam di Masjid Istiqlal, Warga Kecewa Tak Ada Pembagian Daging Kurban

Menunggu Berjam-jam di Masjid Istiqlal, Warga Kecewa Tak Ada Pembagian Daging Kurban

Megapolitan
Sugito Tak Masalah Dapat Daging Kurban Sedikit: Yang Penting Orang di Lingkungan Kita Bisa Makan

Sugito Tak Masalah Dapat Daging Kurban Sedikit: Yang Penting Orang di Lingkungan Kita Bisa Makan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com