Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Temui Titik Terang Akuisisi Palyja

Kompas.com - 10/04/2014, 13:01 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -- Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo akhirnya menemui titik terang dalam upayanya mengambil alih saham PAM Lyonaise Jaya (Palyja). Menurut dia, permasalahan antara Pemprov DKI dan penggugat swastanisasi air, Koalisi Masyarakat Menolak Swastanisasi Air di Lembaga Hukum (LBH) Jakarta telah menyetujui beberapa kesepatan.

"Sekarang sudah ketemu dengan mereka, ini hanya masalah teknis saja, saya kira sudah bagus semuanya," kata Jokowi, di Balaikota Jakarta, Kamis (10/4/2014).

Jokowi mengungkapkan dalam pengambilalihan Palyja menjadi milik BUMD DKI, ia akan membuka seluruh proses tersebut. Misalnya, berapa besar saham yang akan dibeli dan berapa harga yang akan ditawarkan kepada investor Palyja.

Ia menegaskan, Pemprov DKI tetap akan mengambil alih Palyja. Sebab, berdasarkan undang-undang yang berlaku, bumi, air, dan kekayaan alam dikuasai oleh negara dan digunakan sebaik-baiknya untuk kebutuhan rakyat.

Gugatan oleh koalisi tersebut, kata dia, akan diselesaikan melalui jalur hukum. Sementara itu, proses pembelian saham Palyja tetap akan melalui b to b (business to business) antara PT Jakarta Propertindo dan PT Pembangunan Jaya kepada Suez International dan Astratel.

"Masih harus ada pertemuan lanjutan lagi, tapi sifatnya teknis sekali. Intinya, kita semua sama-sama sudah bertemu dan terbuka, dan menyepakati kalau (Palyja) harus diambil alih," ujar Jokowi.

Anggota Dewan Sumber Daya Air Firdaus Ali mengatakan, akan ada pertemuan terus-menerus dalam rangka pengembalian hak air di Jakarta.

Menurut dia, pertemuan yang dilaksanakan hari ini, yang dihadiri oleh beberapa pihak, telah menyepakati hal yang sama. Namun, jalurnya yang harus ditentukan, apakah diselesaikan melalui jalur hukum atau jalur bisnis.


Menurut Firdaus, saham Palyja akan dibeli dengan biaya termurah dan serendah mungkin, dengan upaya secepat mungkin. "Kalau sudah dibeli sahamnya dan menjadi kepemilikan DKI, sudah otomatis menghapus kontrak yang lama berlaku," kata Firdaus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com