Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Akuisisi, Jakpro Renegosiasi Kontrak Palyja

Kompas.com - 17/04/2014, 21:02 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama (Dirut) PT Jakarta Propertindo Budi Karya Sumadi mengatakan pihaknya akan tetap mengakuisisi PT PAM Lyonaise Jaya (Palyja) dengan mengambil alih 49 persen saham yang dimiliki PT Astratel.

Budi mengatakan, setelah berhasil diakuisisi, pihaknya langsung melakukan renegosiasi (rebalancing) kontrak.

"Renegosiasi dengan PD PAM Jaya. Saya juga sudah mengkomunikasikan lebih lanjut dengan Pak Sri Kaderi (Dirut PAM Jaya)? terkait isi kontrak bersama Palyja," kata Budi, di Gedung Joang 45, Jakarta, Kamis (17/4/2014).

Mantan Dirut PT Pembangunan Jaya Ancol itu menegaskan tujuan utama pengambilalihan Palyja bukanlah semata-mata untuk mencari keuntungan sehingga dia meminta publik untuk tidak khawatir dengan pengambilalihan Palyja oleh Pemprov DKI tersebut.

Budi menjelaskan, tujuan utama akuisisi itu adalah untuk mengembalikan pengelolaan air kepada pemerintah. Hal itu mengacu pada Pasal 33 UUD 1945, bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara.

Namun dia meminta masyarakat untuk bersabar karena saat ini akuisisi tersebut masih dalam tahap uji kelayakan.

Sementara itu, 51 persen saham Palyja, yang dimiliki Suez International, juga akan diakuisisi oleh PT Pembangunan Jaya. "Kami akan melakukan evaluasi agar masyarakat penghasilan rendah tetap mendapatkan hak atas air bersih. Itu konsentrasi kami," ujar Budi.

Lebih lanjut, pihaknya telah mendapat mandat dari Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo untuk mengambil alih Palyja melalui cara business to business. Sebab, cara tersebut merupakan cara paling strategis dengan tidak menyalahi kontrak yang telah disepakati sejak tahun 1997 lalu.

Sekedar informasi, PD PAM Jaya menandatangani perjanjian kerja sama (PKS) dengan Palyja dan Aetra, dan berlaku hingga 25 tahun. Kontrak itu berlangsung hingga tahun 2022 mendatang.

Tujuan lain pengambilalihan Palyja melalui B to B juga karena resiko finansialnya rendah. Apabila akuisisi dilakukan dengan government to business (G to B) antara PD PAM Jaya dengan Palyja, maka DKI harus membayar sebesar Rp 3,6 triliun.

Sementara, jika ditangani oleh BUMD, dalam hal ini, PT Jakpro dan PT Pembangunan Jaya, maka harga pengambilalihan saham dapat lebih murah. Sebab, tidak berdasarkan kontrak perjanjian kerjasama, dengan nilai sekitar Rp 2,1 triliun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com