Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Darurat Sampah, Kenapa Bekasi Masih Tampung Sampah DKI?

Kompas.com - 08/05/2014, 11:43 WIB
Jessi Carina

Penulis


BEKASI, KOMPAS.com — Kota Bekasi dinyatakan sebagai kota darurat sampah. Ini sebab, luas lahan tempat pembuangan akhir (TPA) yang tersedia tidak cukup untuk menampung total sampah di Bekasi tiap harinya. Akan tetapi, kenapa Bekasi masih menampung sampah dari DKI Jakarta?

"Kenapa Bekasi masih menampung sampah DKI, karena TPA Bantar Gebang itu memang lahan milik DKI Jakarta. Mereka membebaskan lahannya untuk digunakan sebagai tempat pembuangan akhir. Lahan milik mereka yang digunakan ya di Bantar Gebang itu," ujar Asisten Daerah Bidang Pembangunan dan Kemasyarakatan (Asda II) Kota Bekasi, Aceng Solahudin, di Balai Patriot, Kota Bekasi, Kamis (8/5/2014).

Aceng mengatakan, Bekasi memiliki sendiri lahan untuk tempat pembuangan akhirnya, yaitu TPA Sumur Batu. Lahan di Sumur Batu itulah yang menjadi lahan yang dibebaskan Pemerintah Bekasi untuk digunakan sebagai TPA.

Namun, Aceng mengatakan, TPA Sumur Batu yang dimiliki Kota Bekasi saat ini juga tidak mampu menampung sampah milik warga Bekasi tiap harinya. Hal ini menjadi salah satu penyebab yang menjadikan Bekasi sebagai kota darurat sampah.

"Jadi lahan TPA kita itu terbatas sedangkan sampah meningkat. Total sampah per hari di Bekasi itu mencapai 1.500 ton tapi yang bisa terangkut per harinya itu hanya 300 ton per hari," ujarnya.

Menurut Aceng, hal itu terjadi karena tiga hal. Pertama, banyaknya TPS liar yang bertebaran di Bekasi. Kedua, kurangnya infrastruktur yang memadai. Ketiga, jumlah petugas kebersihan yang tidak banyak.

Sebelumnya diberitakan, Bekasi termasuk kota darurat sampah. Ini sebab, TPS liar begitu marak di Kota Bekasi. Selain itu, banyak sampah-sampah di TPS tersebut yang tidak terangkut ke TPA. Hal itu membuat sampah di beberapa titik di Bekasi menumpuk.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com