Selain mengamuk, para penyalur jemaat juga menyegel kantor pemberangkatan haji tersebut sambil menuntut pengembalian uang jemaat yang telah dibayarkan.
Salah satu penyalur jemaat haji dari Ciputat, Diastuti (57), mengatakan, dirinya telah merekrut 35 jemaat haji asal Ciputat yang dijanjikan akan diberangkat ke Tanah Suci pada 2012 lalu. Uang 35 jemaat haji yang telah direkrutnya senilai Rp 854 juta sudah disetorkan. Namun, hingga kini, puluhan jemaatnya itu tidak pernah diberangkatkan ke Tanah Suci.
"Saya mendaftarkan jemaah saya sejak Mei 2011, yang dijanjikan berangkat pada September 2012. Tapi ternyata tidak diberangkatkan," kata Diastuti, saat ditemui di lokasi, Selasa siang.
Menurut Diastuti, kejadian ini juga menimpa para penyalur jemaat haji lainnya dari daerah Padang, Jambi, Lampung, Semarang, Sidoarjo, dan Pasuruan. Dari jemaat berbagai daerah itu, hanya calon jemaat asal Cibubur dan BSD, Tangerang, yang telah mendapatkan pengembalian uang sekitar Rp 2,2 miliar.
"Total ada 228 jemaat yang belum dikembalikan uangnya, jumlahnya Rp 6 miliar lebih," ujarnya.
Kasus ini, menurutnya, telah dilaporkan ke Polda Metro Jaya pada Mei 2013 kemarin. Terlapor, yakni dua petinggi PT Safarna Niaga Utama Tour and Travel, Mubyl Handaling selaku Komisaris Utama dan Ridwan Suhaedy yang menjabat sebagai Direktur.
Setio (57), penyalur jemaat haji asal Pasuruan Jawa Timur mengatakan, hingga kini polisi belum menyentuh dua terlapor tersebut. Dalam Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyidikan (SP2HP) dari Polda Metro Jaya, polisi menetapkan Ridwan sebagai buronan. Sementara Mubly, lanjut Setio, tidak tercantum namannya dalam SP2HP tersebut.
Ia mengatakan, sebanyak 25 jemaat yang telah direkrutnya menyetor total Rp 875 juta untuk menjadi calon haji. Ia berharap polisi dapat menindaklanjuti permasalahan ini. Pasalnya, para jemaah yang direkrutnya menuntut agar dia mengembalikan uang mereka. Jemaah juga menyita rumah Setio di Pasuruan sebagai jaminan.
"Saya selama 7 bulan ditampung di yayasan. Rumah saya di Pasuruan disita jemaat," ujarnya.
Pantauan Kompas.com, para penyalur itu sempat masuk ke dalam kantor haji tersebut. Mereka sempat mengamuk sambil berteriak menyebut nama dua petinggi PT Safarina Niaga Utama Tour and Travel. Aksi ini mendapat pengawalan dari petugas Polsek Matraman. Para penyalur menyegel bangunan ruko yang menjadi kantor agen pemberangkatan haji itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.