"Kalau kami walk out, itu kan amanat masyarakat. Suara-suara kami yang dimanipulasi dan sebagainya supaya di-clear-kan dulu baru rapat dilanjutkan," kata Syarief, saksi Prabowo-Hatta usai meninggalkan rapat pleno.
Syarief menambahkan, pemungutan suara ulang tidak akan berpengaruh besar pada jadwal rekapitulasi tingkat nasional. "Untuk jadwal tidak kaku sekali kok. Pileg kemarin itu molor delapan hari, nggak ada masalah," sambungnya.
Menurut dia, KPU DKI Jakarta masih mempunyai waktu tujuh hari untuk melakukan kroscek data karena masih ada 5841 TPS yang harus diperiksa. "Bayangkan yang 79 saja muncul 13 (yang melanggar dan melakukan pemungutan suara ulang), bagaimana kalau semua dikroscek," ujar Syarief.
Syarief menilai KPU DKI Jakarta telah melanggar rekomendasi Bawaslu DKI Jakarta. Selain itu, saksi capres Prabowo-Hatta juga mempertanyakan surat rekomendasi mereka mengenai pemungutan suara ulang di DKI Jakarta karena dugaan pelanggaran pemilu tidak direspon KPU DKI Jakarta.
Akibatnya, kubu Prabowo-Hatta memilih walk out dan tidak mengikuti pleno lanjutan. Pleno hanya dihadiri satu saksi dari kubu Jokowi-JK.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.